4 Rahasia Asal-Usul Bulu Perindu, Benarkah Bulu Gendaruwo?

KONTENJATENG.COM - Berikut ini adalah 4 rahasia Asal Usul bulu perindu. Salah satu media yang sering digunakan untuk memikat hati lawan jenis.

Berbagai banyak cara untuk memikat hati sang pujaan cinta. Ada dengan rayuan, sikap yang mempesona, paras yang aduhai, atau bahkan dengan cara gaib serta metafisik. Salah satu media yang banyak orang kenal yaitu bulu perindu.

Bulu yang diyakini dari pedalaman Kalimantan ini ternyata menjadi barang favorit untuk menjadi jalan pintas memikat hati lawan jenis.

Baca Juga: Karakter Baru Anna Nagase dan Takehito Koyasu Akan Ditampilkan di Film Anime Jujutsu Kaisen Season 2

Tidak hanya itu, beberapa orang menggunakannya untuk karir yang cemerlang dan pelarisan. Nah sekarang kita bahas darimana saja asal bulu perindu itu.

1. Bumbung bambu kuning
Sebagian masyarakat Jawa dan Sumatra percaya bahwa diantara ruas bambu kuning terdapat beberapa bulu yang dapat bergerak sendiri dan berkhasiat untuk meningkatkan kharisma.

2. Sarang burung elang
Dalam mitologi Jawa, burung elang dikenal sebagai jelmaan dewi cinta. Sehingga dipercaya rambut yang ada di sarangnya mempunyai khasiat untuk memikat.

Baca Juga: Melly Pangestu Ajak Masyarakat Pantau Kondisi Sekolah di Kota Semarang yang Rusak

3. Rumput bujang Kalimantan
Asal ini dipercaya sebagai asal bulu perindu asli. Dimana ketika terkena air atau asap, bulu ini dapat bergerak dengan sendirinya.

4. Bulu genderuwo
Genderuwo dipercaya sebagai makhluk yang mempunya kemampuan memikat perempuan yang lengah. Konon, bulu ini sangat sakti juga digunakan untuk perempuan yang dianggap jauh dari Sang Pencipta.

Baca Juga: TERLENGKAP ! LINK NONTON JOHN WICK 1 2 3 4 SUB INDO, Cek Sinopsis Selengkapnya Disini, Bukan LK21 atau IndoXXI

Meskipun demikian tidak semua bulu perindu adalah asli. Banyak yang palsu atau buah kecerdasan sang mereka yang tidak bertanggungjawab.

Maka dari itu rasa cinta yang alami dari garisan jodoh Yang Maha Kuasa adalah pemikat yang paling kuat. Percaya tidak percaya, bagaimana Anda menyikapinya.