KONTENJATENG.COM - Berkembangnya zaman tak lantas menghilangkan jejak budaya nenek moyang.
Dari era ke era, warisan leluhur tetap terjaga, termasuk dalam kepercayaan dan ilmu kuno. Salah satunya adalah ajian Bolosewu yang menjadi sorotan.
Bolosewu, gabungan kata "bolo" yang berarti teman dalam jumlah banyak dan "sewu" yang artinya seribu, menandakan kekuatan ajian ini dalam memanggil pasukan khodam untuk menjalankan tugas tertentu.
Baca Juga: Khodam Harimau Putih: Pengaruhnya Menurut Primbon Jawa yang Patut Diperhatikan
Mulai dari pembangunan hingga perlindungan dari energi negatif.
Legenda mencatat keberadaan ajian ini sejak zaman kerajaan Kalingga, terkenal dipopulerkan oleh tokoh-tokoh seperti Syekh Siti Jenar, Bandung Bondowoso, dan Sangkuriang.
Bahkan, di luar negeri, tokoh-tokoh seperti Hanoman atau Sun Wu Kong juga terkait dengan pasukan serupa.
Mitos yang melingkupi ajian Bolosewu menunjukkan tingginya tingkat kesakralannya.
Dikatakan bahwa untuk memperolehnya, seseorang harus menjalani serangkaian ritual berat, seperti puasa mutih selama 41 hari dan diakhiri dengan puasa pati geni selama 7 hari, disertai dengan merapal mantra selama 1 hari 1 malam.
Namun, ajian ini tidak sembarangan bisa diperoleh. Hati yang bersih dan murni juga menjadi syarat mutlak, agar kekuatan ini tidak disalahgunakan.
Berdasarkan weton kelahiran, dikatakan bahwa orang-orang dengan weton tertentu memiliki kemampuan lebih mudah dalam mengaktifkan ajian Bolosewu.
Baca Juga: Sinergitas Tim Pengawasan Orang Asing Mewujudkan Kabupaten Demak Ramah Investasi
Meskipun demikian, aura kalem yang menyelimuti pemiliknya membuat ajian ini sulit dideteksi oleh orang awam.
Keberadaannya tetap terjaga, menyimpan misteri yang masih memikat hingga kini.