Setelah mendapat perintah tersebut, Raden Bahureksa mendatangi Alas Roban. Tempat itu pada zaman dahulu merupakan sebuah hutan yang sangat luas.
Bahkan luasnya bisa sampai mendekati daerah Pekalongan. Pada saat itu Raden Bahureksa juga melakukan tapa poso ngalong yang menjadi asal-usul nama Kabupaten Pekalongan.
Baca Juga: Jimat Keris Semar Kuncung, Keris Kecil yang Dipercaya Sebagai Pesugihan dan Pengasihan
Raden Bahureksa merambah hutan alias mbabat alas yang merupakan pekerjaan sulit dikarenakan Alas Roban dihuni oleh bangsa jin, siluman, dan lelembut.
Dia melakukan penebangan pohon untuk membuka lahan hingga ada prajuritnya yang mendapat serangan mendadak berupa sakit hingga meninggal dunia, yang diduga terjadi akibat kemarahan makhluk halus di Alas Roban.
Pada akhirnya Raden Bahureksa berkomunikasi dengan para penunggu tempat tersebut dan akhirnya ia diberikan syarat untuk melakukan sedekah bumi dengan menyediakan sesaji hasil dari pertanian.
Sungai Keramat
Setelah membuka lahan, Raden Bahureksa membuat bendungan untuk irigasi. Namun, bendungan yang dialiri air dari sungai keramat itu bukannya terisi air, tetapi malah susut.
Setelah diselidiki, ternyata aliran sungai tersebut terhalang batang kayu besar berukuran sekitar lima meter yang melintang.
Kayu besar tersebut sulit dipindahkan hingga Raden Bahureksa bersemedi untuk meminta petunjuk. Berkat kesaktiannya, batang kayu itu bisa dipindahkan dengan sekali angkat seperti diembat.
Tindakan tersebut dikenal dengan istilah ngembat watang yang menjadi asal-usul nama Batang, atau mbatang oleh orang Jawa pada 1628-an.
Sundel Bolong
Penampakan sundel bolong juga menjadi cerita horor soal Alas Roban. Menurut cerita, dulu ada dua pemburu yang tidak sengaja melihat gadis cantik di tengah tempat itu, dan ternyata gadis tersebut ialah sosok sundel bolong yang dipaku kepalanya.