إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ زَادَكُمْ صَلاَةً صَلُّوهَا فِيمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الصُّبْحِ الْوَتْرُ الْوَتْرُ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menambahkan satu sholat kepada kalian, maka lakukanlah sholat tersebut di antara sholat Isya dan sholat Subuh, yaitu sholat witir, sholat witir. (HR. Ahmad; shahih)
5. Tadarus Al-Qur’an
Sunnah lainnya pada bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Qur’an. Kita perbanyak membaca Al-Qur’an, berusaha menghafalkannya, serta mentadabburinya. Lebih baik lagi jika mempelajari Al-Qur’an dan tafsirnya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya dan Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup. (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan tadarus bersama Jibril pada setiap Ramadhan. Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari, fayudaarisuhu (فيدارسه) dalam hadits ini artinya adalah menghafal Al-Qur’an.***