Bahkan rumah tingkat si tetangganya itu diatas rumah Abu Hanifah. Setiap hari ada tetesan air yang bocor dari atas.
“Sehingga Abu Hanifah setiap hari harus menyiapkan timba silih berganti untuk menampung air yang bocor tersebut,” jelasnya.
Singkat cerita Abu Hanifah wafat, barulah tetangga tersebut berkunjung ke rumahnya beliau.
Waktu itu baru sadar ternyata sudah 15 tahun rumahnya bocor dan menetes ke rumah imam tersebut, namun Abu Hanifah tidak pernah membicarakan masalah ini kepadanya.
“Itu adalah kisah nyata ada seorang hamba yang menjaga hubungan baik dengan tetangga sebab tidak ingin sampai ada keributan,” kata Buya Yahya.
Beliau memberikan contoh sederhana yang lain, sering kali atau terkadang ada tetangga yang menuntut sesuatu.
“Misal barang tersebut tabung gas, padahal kita tidak pernah merasa meminjamnya,” ujarnya.
Alangkah baiknya untuk mengalah saja demi hubungan silaturahmi ini terjaga sehingga menabunglah untuk menggantikan tabung gas tersebut.
Sebab Allah juga memberikan peringatan keras bagi orang yang sampai hati menyakiti tetangganya.(**)