KONTENJATENG.COM-Berikut adalah filosofi rumah Joglo, rumah adat Jawa Tengah yang saat ini sudah mulai menghilang.
Dikutip dari akun instagram @pakarkejawen, berikut filosofi lengkap rumah joglo.
Bentuk atap tajug rumah joglo dipilih karena menyerupai bentuk gunung. Sedangkan masyarakat Jawa meyakini bahwa gunung merupakan simbol segala hal yang sakral.
Baca Juga: Misteri Pesugihan Genderuwo, Jual Sate Gagak Satu Malam Bisa Kaya Raya Dalam Sekejap
Diantaranya adalah karena gunung merupakan tempat tinggal para dewa.
Atap joglo ditopang oleh empat tiang utama yang disebut Soko Guru. Jumlah ini mewakili adanya kekuatan yang dipercaya berasal dari empat penjuru mata angin.
Berdasarkan konsep spiritual ini, manusia berada di tengah perpotongan keempat arah mata angin tersebut.
Suatu tempat yang konon mengandung getaran magis tingkat tinggi. Titik perpotongan ini disebut juga sebagai Pancer atau Manunggaling Kiblat Papat.
Ada tiga bagian dalam susunan rumah joglo. Pertama adalah ruang pertemuan yang disebut pendapa.
Kedua adalah ruang tengah yang disebut pringgitan dan ketiga adalah ruang belakang (dalem) yang berfungsi sebagai ruang keluarga.
Pendapa Rumah Joglo
Pendapa ini terletak di depan. Dibuatnya tanpa dinding, karena berkaitan dengan karakter orang Jawa yang ramah dan terbuka.
Ruangan menerima tamu ini biasanya tidak diberi meja ataupun kursi, hanya tikar yang digelar agar antara tamu dan tuan rumah dapat berbicara dalam kesetaraan.