KONTENJATENG.COM-Berikut adalah informasi tentang sejarah seputar Ruwatan atau buang sial.
Dikutip dari akun instagram @pakarkejawen, Berikut sejarah tentang ruwatan yang diyakini bisa membuang sial.
Istilah ruwatan berasal dari kata ‘ruwat’ yang dalam Bahasa Jawa artinya ‘lepas’.
Baca Juga: Jimat Keris Semar Kuncung, Keris Kecil yang Dipercaya Sebagai Pesugihan dan Pengasihan
Disebut demikian karena tujuan utama ruwatan Jawa adalah untuk melepaskan seseorang dari nasib buruk atau sengkala.
Sengkala inilah yang menyebabkan terjadinya banyak kesialan dalam hidup. Ini berarti, bahwa asal mula dan pengertian ruwatan tidak terlepas dari sengkala atau kala itu sendiri.
Kala, atau yang juga disebut Bathara Kala, merupakan anak Bathara Guru dari Dewi Durga.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Kala terjadi akibat perbuatan salah. Akibat suatu perkara yang tidak pada tempatnya.
Kisahnya kurang lebih seperti ini. Pada suatu ketika Dewi Durga pernah digauli setengah paksa oleh Bathara Guru.
Dewi Durga awalnya menolak, karena keduanya tengah menunggangi Lembu Andini yang terbang di atas bumi.
Dewi Durga kecewa terhadap sang suami yang tidak mau menahan nafsu dan memaksanya untuk bersetubuh di sembarang tempat.
Dalam peristiwa tersebut tumpahlah air mani Bathara Guru di lautan. Samudera menggelegar dengan hebat dalam sekejap.
Tumpahan air mani yang terjatuh ke lautan tadi kemudian menjelma sebagai Bathara Kala, si raksasa jahat pemakan manusia.