Sejarah Ruwatan atau Upacara Pembuang Sial Agar Tidak Dimakan Bathara Kala, Simak Selengkapnya Disini

photo author
- Senin, 22 November 2021 | 13:10 WIB
ruwat pembuang sial./instagram
ruwat pembuang sial./instagram

Baca Juga: Misteri Asal Usul Nyi Blorong, Cerita Tentang Ratu Pesugihan, Pasukan Lampor dan Laut Selatan

Bathara Guru tidak tega bila harus membiarkan Kala lapar. Tetapi kekejamannya tetap harus dihentikan.

Karena itu ia membatasi kebengisan Kala. Caranya, Kala hanya diperbolehkan memakan manusia yang termasuk golongan sukerta.

Apa itu sukerta?

Baca Juga: Asal Usul Bayi Ambar Atau Bayi Bajang, Benarkah Arwah dari Bayi Aborsi? Simak Penjelasannya

Sukerta adalah bawaan lahir yang bersifat buruk, sehingga mengakibatkan kesialan dan kesedihan dalam hidup.

Ada juga sukerta yang bukan merupakan bawaan lahir, namun merupakan akibat dari karma. Tetapi kebanyakan sukerta ini memang dibawa secara lahir, contohnya adalah anak yang terlahir pada waktu-waktu tertentu.

Baca Juga: Primbon Jawa : Makna Ayam Berkokok Dimalam Hari, Salah Satunya Tanda Akan Timbul Aib Janda Hamil Diluar Nikah

Untuk membuang nasib buruk ini maka orang melakoni ruwatan. Anak yang terlahir sukerta harus melakukan ritual buang sial. Agar kehidupannya tidak selalu dihantui kesialan dan ketidakberuntungan.

Demikian informasi tentang sejarah ruwatan untuk membuang sial, semoga bermanfaat.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aji Pujantara

Sumber: @pakarkejawen

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X