Banyak Sekolah di Kabupaten Majalengka Mendapat Catatan Khusus Pelaksanaan PTM Karena Mengabaikan Prokes

photo author
- Kamis, 23 September 2021 | 19:10 WIB
Ilustrasi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo
Ilustrasi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo

KONTENJATENG.COM - Banyak sekolah di Kabupaten Majalengka yang tidak melakukan penyemprotan desinfektan secara rutin selama pembelajaran tatap muka dilakukan.

selain itu, banyak juga ditemukan sekolah yang tidak memiliki alat semprot sendiri. Ketika melakukan penyemprotan peralatannya diperoleh dari usaha meminjam. Selain itu tempat pencuci tangan di sekolah pun jumlahnya juga sangat terbatas.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Majalengka dr Harizal Harahap pada saat evaluasi Pembelajaran Tatap Muka yang dipimpin Bupati Majalengka Karna Sobahi di Gedung Yudha Karya Abdi Negara yang diikuti oleh seluruh kepala Sekolah di Kabupaten Majalengka dan MKKS serta lembaga penyelenggara pendidikan lainnya, Kamis 23 September 2021.

Baca Juga: Berikut Potensi dan Keuntungan Menjadi Google Local Guides, Yuk Buruan Daftar

Persoalan lain yang belum dipenuhi pihak sekolah pada pembelajaran tatap muka adalah, pengukuran suhu tubuh hanya dilakukan terhadap anak didik, sementara terhadap tamu dari luar tidak dilakukan. Padahal hal ini penting karena bisa saja penularan Covid-19 berasal dari tamu yang datang.

“Ada sekolah yang juga tidak menyediakan tempat sampah di tuangan maupun di luar kelas, serta tidak tersedianya toilet. Selain itu masih ada sekolah yang tidak memiliki ruang UKS. Padahal ketika anak mengalami sakit yang harus dilakukan sebelum dibawa ke pusat kesehatan adalah mengevakuasinya ke ruang UKS,” ujar Harizal.

Artikel ini sebelumnya pernah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul "
Evaluasi PTM: Banyak Sekolah di Majalengka Masih Abai Prokes"

Menurutnya, media KIE tentang 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar, pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19 belum terpasang di sekolah.

Menyikapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan menyarankan, perlunya edukasi cara mencuci tangan memakai sabun yang baik dan benar, melakukan edukasi pencegahan penularan Covid-19 terhadap anak didik dan penyelenggaran sekolah, melakukan pendampingan secara berkala bagi satuan pendidikan yang belum memenuhi standar daftar titik periksa serta pemenuhan sarana dan prasarana sesuai daftar titik oleh satuan pendidikan.

Baca Juga: Logonya Digunakan Tanpa Izin dalam Sebuah Kegiatan, Begini Pernyataan Keberatan Ikadin Jateng

Harizal juga memaparkan jumlah peserta didik yang hingga saat ini telah mencapai 11.288 orang.

Bupati Majalengka Karna Sobahi menyayangkan banyaknya sarana prasarana sekolah yang tidak dibenahi oleh pihak sekolah sehingga kondisinya kotor dan rusak. Padahal menurutnya sekolah harus menjadi rumah buat keluarga besar.

Bupati menyebutkan saat pemantauan ke sekolah ditemukan kondisi pintu sekolah serta toilet yang rusak, padahal selama ini guru banyak berada di rumah.

Seharusnya ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas waktu lebih banyak sehingga bisa memantau kondisi sekolah dengan lebih baik.

Bupati mengintruksikan Kepala Dinas kesehatan untuk segera melakukan eksisting berapa kelas yang rusak, sedang dan bagus juga tingkat SMP. Supaya supaya dua tahun kedepan atau tiga tahun kedepan semua kelas bagus.(**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Sumber: PikiranRakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X