Lebih lanjut, Ushakov mengatakan Vladimir Putin menyampaikan niat untuk terus mencari solusi politik atas konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu.
"Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," tukasnya.
Pernyataan ini memperjelas posisi Moskow yang tidak melihat alasan untuk menghentikan operasi militernya, meskipun tekanan dari negara-negara Barat, termasuk AS, semakin meningkat.
Baca Juga: Donald Trump: Israel Setujui Gencatan Senjata Selama 60 Hari di Gaza
Trump: Tak Ada Kemajuan
Menyikapi sikap Vladimir Putin, Donald Trump selaku pemimpin AS mengaku kecewa dengan hasil pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia itu.
Dalam kesempatan berbeda, Donald Trump mengatakan percakapan itu tidak menghasilkan kemajuan apapun, terutama soal upaya mengakhiri perang.
"Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu," ungkap Donald Trump dilansir dari The Moscow Times, pada Minggu, 6 Juli 2025.
Baca Juga: Inilah Satu-satunya Presiden yang Gratiskan Listrik dan Gas untuk Rakyatnya Selama 24 Tahun
Donald Trump menilai percakapan itu suram dan tak membawa harapan, seraya mengaku semakin frustrasi dengan pendekatan yang ditunjukkan oleh Vladimir Putin.
"Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Vladimir Putin," keluh Donald Trump.
"Ia (Vladimir Putin) ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik," tukasnya.
Presiden AS itu juga sempat mengisyaratkan masa 'penahanan diri' AS terhadap Rusia mungkin akan segera berakhir, dan membuka kemungkinan untuk kembali mengetatkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia.
"Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi," ujar Donald Trump dalam pernyataan yang disampaikan di atas pesawat kepresidenan Air Force One yang dilansir dari AP News, pada Minggu, 6 Juli 2025.