KLATEN, Kontenjateng.com – Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten Nur Cahyo mengatakan, kelompok rentan yang terdiri dari balita, ibu hamil, lansia dan difabel saat telah melakukan pengungsian di Tempat Evakuasi Sementara (TES). Mereka berasal dari tiga desa di lereng Merapi yang masuk pada daerah bahaya.
Sementara berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten yang dirilis Selasa (10/11/2020), terdapat tiga Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang disediakan bagi para pengungsi.
Tempat itu, yakni bagi masyarakat Desa Tegalmulyo di TES Balai Desa Tegalmulyo, Desa Balerante di TES Balai Desa Balerante, dan Desa Sidorejo di TES GOR Kalimosodo. Masyarakat Desa Balerante yang mengungsi per Senin (9/11/2020) tercatat sebanyak 70 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak 31 orang dan perempuan 39 orang.
“Dari jumlah pengungsi Desa Balerante tersebut, 38 jiwa di antaranya merupakan kelompok rentan yaitu balita sebanyak sembilan orang, lansia sebanyak 23 orang, ibu hamil atau menyusui sebanyak tiga orang, dan difabel sebanyak tiga orang,” katanya.
Dikatakannya, untuk Desa Tegalmulyo, masyarakat yang melakukan pengungsian tercatat sebanyak 84 jiwa dengan rincian 41 orang laki-laki, dan 43 orang perempuan. Data menunjukan sebanyak 26 orang di antaranya merupakan kelompok rentan, yakni delapan orang balita, dan 18 orang lansia.
“Sedangkan untuk wilayah Desa Sidorejo belum dilakukan pergeseran/evakuasi, namun untuk TES (Tempat evakuasi Sementara) sudah dipersiapkan di Gedung Olah Raga Kalimusodo,” terangnya.
Nur Cahyo menjelaskan, warga Desa Tegalmulyo yang mengungsi saat ini hanya bersifat sementara yaitu pada malam hari. Sedangkan pengungsi di Desa Balerante bersifat tetap, khususnya kaum rentan.