Termasuk pengelola pariwisata seperti destinasi wisata, hotel, restoran dan sebagainya. Ia meminta agar penerapan protokol kesehatan benar-benar dilakukan, dengan membatasi tamu, memastikan tamu khususnya dari luar kota sudah dites dan memenuhi semua sarana prasarana protokol kesehatan yang ada.
"Kami minta semuanya melaporkan pada kami terkait kesiapan itu. Semuanya harus bisa melakukan adaptasi kebiasaan baru. Kami tidak melarang pelaku wisata bergerak, tapi kalau tidak menerapkan protokol kesehatan dan diperingatkan tidak bisa, pasti kami tutup," tegasnya.
Potensi bencana lanjut dia kemungkinan terjadi mengingat curah hujan cukup tinggi. Untuk itu, ia telah memerintahkan BPBD untuk aktif memberikan informasi tentang kondisi terkini.
"Termasuk dukungan dari SAR, BMKG, Binamarga termasuk TNI Polri untuk mengantisipasi terjadinya bencana itu," ucapnya.
Ganjar juga memastikan bahwa semua pendatang dari luar Jawa Tengah harus sudah dites. Di sektor penerbangan, laut dan kereta api sudah mewajibkan penerapan itu.
"Kemungkinan yang sulit itu di darat via kendaraan pribadi. Maka kami mohon kesadaran masyarakat yang ingin masuk ke Jateng untuk tes. Meskipun nanti kamiakan membuat posko-posko di sejumlah titik untuk operasi justisi. Kalau yang belum tes, akan langsung dites di tempat," pungkasnya.
Sementara itu, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Abiyoso menegaskan akan menindak tegas kerumunan pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Pihaknya tetap mengedepankan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menciptakan kerumunan.
“Kalau ada kerumunan di Jateng, akan kami peringatkan dengan baik-baik. Namun kalau sudah dihimbau dan diingatkan tetap tidak bisa, maka tentu dengan segala bentuk ketegasan akan kami bubarkan. Karena ini menyangkut kesehatan dan keselamatan masyarakat," ucapnya.(kj)