KONTENJATENG.COM - Ketidakterimaan masyarakat Afganistan karena negaranya berhasil dikuasai Taliban kian memuncak.
Bahkan, beberapa mantan anggota parlemen setempat melontarkan sumpah serapah kepada Taliban.
Jamil Karzai, salahsatunya. Mantan anggota parlemen negara setempat tersebut menyalahkan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani terkait penguasaan Taliban di negaranya.
Sepupu mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai itu pun meluapkan kekesalannya begitu berhasil meninggalkan Kabul, dan tiba di New Delhi pada Minggu, 15 Agustus 2021 lalu.
Baca Juga: Perhatikan, Berikut Data yang Dibutuhkan BPJS Ketenagakerjaan, Cek Kepesertaanmu
Sebelumnya, Taliban menguasai Ibu Kota Provinsi Utama di Afghanistan dalam dua minggu terakhir, yang dilanjutkan dengan menuju Ibu Kota Negara, Kabul untuk mengambil alih Pemerintah.
Setelah Ibu Kota dikuasai, situasi Bandara Kabul mengalami kekacauan akibat orang-orang yang putus asa memilih melarikan diri dari kekuasaan Taliban.
Mereka memenuhi landasan pacu pesawat, dan bahkan berpegangan pada pesawat yang lepas landas hingga beberapa orang jatuh dan meninggal dunia.
Kemudian pada hari Senin, 16 Agustus 2021, pasukan AS mengumumkan bahwa mereka telah menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan di bandara.
Baca Juga: Film Selesai, Gading dan Anya Geraldine Malah Selingkuh
Lima orang tewas dalam kekacauan pada hari itu, dan masih belum jelas apakah mereka terinjak-injak atau ditembak.
Semua penerbangan komersial di bandara Kabul pun dibatalkan, karena pemerintah asing berebut untuk mengatur penerbangan evakuasi staf diplomatik dan warga negara mereka.
Sejak Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu, 15 Agustus 2021 sore, Taliban telah mengambil alih semua entitas pemerintah.
Hal itu pun membuat masa depan ribuan warga negara Afghanistan tidak jelas, dan harus terjebak di negara-negara lain seperti India.
Artikel Terkait
Taliban Sukses Rebut Afghanistan Dari Amerika Serikat, Hamas Palestina Panjatkan Doa Untuk Warga Muslim
Janji Taliban Dalam Melindungi Hak-hak Perempuan: Kami Mengizinkan Perempuan Bekerja dan Belajar