“Berinfaklah wahai Bilal! Janganlah takut hartamu itu berkurang karena ada Allah yang memiliki ‘Arsy (Yang Maha Mencukupi).” (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih. Lihat Shahihul Jaami’, no. 1512)
Ketujuh: Sibuk meminta maaf pada manusia, namun tak peduli dosanya pada Ar-Razzaq (Yang Maha Memberi Rezeki)
Banyak yang saat Idul Fitri minta maaf kepada manusia, namun tak pernah ia meminta maaf kepada Allah. Ia terus saja meninggalkan shalat, atau shalatnya bolong-bolong dan itu berlanjut hingga Ramadan, kemudian berlanjut bada Ramadan. Seharusnya kita segera bertaubat. Dosa terkait hak Allah harusnya kita dahulukan untuk mendapatkan maaf dan ampunan Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135)
Kedelapan: Sudah sampai bulan Ramadan, tak kunjung pula menikah atau menikahkan putrinya padahal sudah wajib untuk menikah
Hatim Al-Asham berkata, “Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari setan kecuali dalam lima perkara, (di antaranya): menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya.” (Hilyah Al-Auliya’, 8:78)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ
“Jika ada yang engkau ridhai agama dan akhlaknya datang untuk melamar, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka akan terjadi musibah di muka bumi dan mafsadat yang besar.” (HR. Tirmidzi, no. 1084 dan Ibnu Majah, no. 1967. Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil, no. 1868 menyatakan bahwa hadits ini hasan).
Kesembilan: Membahagiakan teman dengan maksiat seperti mengajak mabuk-mabukkan
Yang tepat adalah membahagiakan orang lain dengan mendukung dalam hal ibadah atau minimal perkara mubah, bukan dalam maksiat. Bagaimana caranya? Yaitu bisa dengan membantu urusannya, bisa dengan bersedekah untuknya, bisa dengan memberi hadiah, dan semacamnya.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.” (HR. Bukhari no. 6951 dan Muslim no. 2580).
Kesepuluh: Masih muda hanya memikirkan kesenangan, tanpa memikirkan ibadah sama sekali, malah seringnya durhaka pada orang tua
Artikel Terkait
KEUTAMAAN MEMBERI MAAF, Naskah Teks Khutbah Jumat Singkat Sebagai Pengingat Bagi Umat Islam
Naskah Tekss Khutbah Jumat Berjudul "Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan" Menjaga Kelestarian Lingkungan
Teks Khutbah Jumat Menyambut Isra Miraj 2023 Berjudul Hidupkan Kembali Spirit Isra Miraj
Teks Khutbah Jumat Edisi Isra Miraj 2023 dengan Judul "Isra Miraj dan Kualitas Sholat"
MEMAKNAI ISRA MIRAJ, Naskah Teks khutbah Jumat Menyambut Hari Besar Islam Isra Miraj 2023
TEKS KHUTBAH JUMAT MENYAMBUT RAMADHAN 1444 H / 2023, Tema Kiat-Kiat Menyambut Bulan Ramadhan
Teks Khutbah Jumat Singkat Berjudul Persiapan Menyambut Ramadhan 1444 H /2023, Bekal bagi Muslimin
TEKS KHUTBAH JUMAT Menyambut Bulan Ramadhan 2023, Kemudahan - Kemudahan di Bulan Ramadhan
Teks Khutbah Jumat Singkat Minggu Ke 2 Berjudul Meraih Hakikat Puasa Sesungguhnya
Teks Khutbah Jumat Singkat Berjudul Meraup Berkah di Bulan Ramadhan 1444 H/2023