Dalam jurnal yang ditulis oleh Timo Duile membahas mengenai perbandingan persepsi ruh lain yang ditemukan di kalangan Dayak di Kalimantan Barat.
Baca Juga: Kebakaran Ruko Shopping Salatiga Alami Kerugian Ratusan Juta
Hal ini menunjukkan kengerian sosok hantu yang menakutkan tersebut adalah harga yang harus dibayar untuk mengkonseptualisasikan alam sesuai dengan modernitas Melayu Islam.
Mengacu pada pendekatan Teori Kritis, dikemukakan permusuhan dan kengerian Kuntilanak merupakan ekspresi dari corak pencerahan tertentu dalam arti luas istilahnya, yaitu, upaya untuk mengkonseptualisasikan alam untuk menguasainya.
Dengan demikian, alam muncul bertentangan dengan peradaban, masyarakat Muslim (masyarakat madani) dari kota-kota pesisir Melayu.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Sebab Tidak Terkabulnya Doa
Legenda menyebutkan Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771–1808), sultan pertama Kesultanan Pontianak, yang dihantui oleh pontianak yang penuh dendam, seperti dikutip kontenjateng.com dari situs Indomagic.
Kesultanan Pontianak dibangun di atas rawa-rawa di sepanjang pantai barat Kalimantan.
Dalam budaya Asia Tenggara, rawa dianggap sebagai tempat menakutkan dimana roh alam bersemayam.
Terlepas dari saran penduduk setempat untuk mendirikan kesultanan di tempat lain, sultan tetap acuh tak acuh pada kepercayaan animisme penduduk asli Kalimantan, orang Dayak.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ajarkan Doa Untuk Mendapatkan Jodoh Terbaik
Hingga akhirnya, Syarif Abdurrahman Alkadrie menjadi korban pontianak.
Berdasarkan peristiwa yang mengerikan tersebut kota ini diberi nama Pontianak.***