"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll," ucap Yenny.
Bagi Yenny, pelabelan radikal bisa membuat konflik antarmasyarakat. Yenny meminta setiap orang, khususnya muslim, menghargai kepercayaan dan nilai yang dianut oleh muslim lain.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Kabupaten Bogor, Lokasi di Puskesmas Cigudeg, Cek Jadwal dan Cara Daftarnya Disini
Di lain tempat, Wakil Sekjen MUI, M Ziyad, juga ikut berkomentar soal video santri menutup telinga tersebut. Ziyad yang juga berprofesi sebagai pengajar dari penghafal Al-Qur'an (tahfiz) mengatakan, para santri dijaga hafalannya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal lain.
"Anak santri ini memang dijaga betul hafalan alqurannya termasuk jangan sampai mendengarkan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi hafalan-nya. Itu salah satunya itu adalah musik. Suara-suara, nggak hanya musik saja gitu," ujarnya.
M Ziyad menegaskan lagi, para penghafal alquran memang perlu menjaga hafalannya. Mereka memiliki masalah jika mendengarkan musik, dan musik itu yang akhirnya menempel dalam ingatan.
"Mohon maaf kalau mau jauh, Imam Syafi'i, kalau pergi ke masjid, telinga disumpal dengan kapas. Apa tujuannya, dia tidak ingin dengar apapun selama perjalanan dari rumah ke masjid. Saking cerdas beliau, hanya mendengar itu beliau hafal di pikiran dia. Takut tercampur dengan hafalan hadis, fikih dll. Kita harus proporsional, jernih melihat itu," katanya.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Seorang Ayah Untuk Kesembuhan Chandra Liow Putranya, Deddy : Gue Nangis dan Sedih
Ziyad justru memberikan perhatian pada panitia vaksinasi. Apakah mereka tahu bahwa yang akan divaksin adalah penghafal alquran.
"Maka justru seharusnya saya bertanya, apakah panitia pelaksana vaksinasi lihat siapa pesertanya. Harusnya menghormati, kalau peserta para santri, penghafal Alquran, maka musik harus dimatikan kalau kita hormati itu. Sebab ada ada santri yang terganggu hafalan-nya makanya santri kemudian menutup telinga," katanya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, beredar sebuah video yang dibagikan di sosial media yang menggambarkan sekelompok orang yang disebut sebagai santri sedang menutup telinga.
Si perekam yang diduga merupakan guru atau ustaz menyebut bahwa mereka menutup telinga karena ada alunan musik di lokasi. Namun, tidak jelas kapan dan di mana lokasi kejadian tersebut. Tidak disebutkan juga dari mana asal santri-santri tersebut.(**)
Artikel Terkait
BSU Rp1 Juta Belum Cair? Jangan Bersedih, Langsung Cek Secara Berkala di Sini
Sinopsis Drama Korea Search, Pencarian Monster dari Masa Lalu yang Terhubung dengan Masa Depan
Ruang Kelas Sekolah Negeri di Cirebon Ambruk, Sisiwa Terpaksa Mengerjakan Ujian di Teras
iPhone 13 Segera Dirilis, Masyarakat Indonesia Penggemar Apple Bisa Mengikuti Sesi Pre-Order di Indonesia
Dilarang Tampil di Televisi, Saipul Jamin Tampil di Kementrian