Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menyebutkan bahwa selain curah hujan yang tinggi, kapasitas infrastruktur yang tidak memadai juga menyebabkan air lebih sulit surut.
Selaku anggota dewan, ia meminta pemerintah Kota Pekalongan dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar segera menangani musibah ini karena warga sudah sekitar 20 hari mengungsi.
Ia juga meminta pemprov dan pemkot menyiapkan program antisipasi banjir lebih dini karena musibah banjir ini juga berdampak kepada infrastruktur provinsi maupun kota.
"Selain korban manusia, banjir menyebabkan kerusakan pada jalan raya. Banyak jalan yang berlubang. Dengan prakiraan kerugian hingga ratusan miliar rupiah. Belum lagi kerusakan rumah warga yang terkena genangan air masuk ke ratusan rumah warga di wilayah Pekalongan," lanjutnya.
"Pemkot Pekalongan dan Pemprop Jateng harus mengantisipasi banjir di 2022 lebih dini, siapkan pompa air kapasitas besar di setiap kab/kota di pantura, bangun embung dan penampung air, perbaikan saluran air serta irigasi perkotaan yang menjadi jalan bagi air hujan jika curah hujan sangat tinggi," pungkasnya.
Genangan air dampak dari banjir yang melanda Kota Pekalongan pada 7 Februari 2021 lalu tak kunjung surut. Setidaknya terdapat 1.500 warga telah diungsikan karena tempat tinggal mereka terendam banjir. Warga diungsikan ke 43 tempat pengungsian yang tersebar di seluruh 4 Kecamatan di Kota Pekalongan. (Auf/Kj)