politik

Pengamat : Elektabilitas Tinggi, Prabowo Subianto Lebih Baik Fokus Kerja Daripada Pasang Baliho

Sabtu, 7 Agustus 2021 | 10:55 WIB
Ilustrasi baliho. /Pixabay/Please Don't sell My Artwork AS IS

KONTENJATENG.COM – Pesta demokrasi pemilu presiden masih tiga tahun lagi diselenggarakan. Namun saat ini sudah banyak baliho atau poster besar bergambar orang-orang yang berminat menjadi presiden.

Baliho-baliho tersebut dipasang di pinggir jalan di sejumlah kota, salah satunya di Kota Semarang. Namun ada satu sosok yang tidak ikutan memasang baliho yakni Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, tidak adanya baliho Prabowo Subianto menunjukkan ia tengah sibuk bekerja sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Dipersiapkan Dibuka Kembali, Kawasan Malioboro Terapkan Aturan Baru Bagi Pengunjung

"Ya, karena bagi dia, kerja sebagai menhan (menteri pertahanan) apalagi setelah disorot panjang jadi penting. Prabowo harus membuktikan kepada publik, bahwa sebagai menteri dia bisa bekerja," ucapnya saat dihubungi, Sabtu 7 Agustus 2021.

Adi melanjutkan, elektabilitas mantan Danjen Kopassus tersebut sudah tinggi sehingga sudah tidak penting lagi bagi Prabowo untuk gencar mempublikasikan dirinya melalui berbagai media, seperti baliho dan spanduk.

"Yang memanfaatkan momentum sekarang itu, kan, rata-rata bagian dari upaya meningkatkan popularitasnya. Kalau melihat seperti Airlangga, Puan, Muhaimin, itu, kan, popularitasnya rendah jika dibandingkan dengan nama besar seperti Prabowo. Nah, Prabowo ini elektabilitasnya mentok," tuturnya.

"Baliho-spanduk itu enggak ada gunanya. Semua orang sudah kenal Prabowo. Makanya, dia tidak terlampaui narsis, misalnya menggunakan momentum seperti Olimpiade atau apa pun yang terkait dengan pandemi, selalu memberikan ceramah-ceramah politik untuk selalu prokes dengan baliho atau apa," katanya.

Yang dibutuhkan Prabowo, menurut Adi, mempertahankan elektabilitasnya tetap di atas 50% agar dapat memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Alasannya, tingginya tingkat keterpilihan saat ini tidak menggaransinya bakal menang.

Baca Juga: Pilih Mengabdi Menjadi Ketua PKK, Chacha Frederica Rela Tinggalkan Dunia Hiburan

"Tugas Prabowo harus meningkatkan elektabilitasnya karena sekalipun elektabilitas paling tinggi, itu bukan bekal yang cukup atau tidak aman untuk memenangkan petarungan. Untuk sekelas Prabowo, elektabilitasnya minimal di angka 50% ke atas," ujarnya.

Tidaknya ada dua hal yang mesti dilakukan Prabowo dalam mengelola elektabilitasnya. Fokus bekerja sebagai menhan dan mengoptimalkan peran Gerindra, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Gerindra memang harus terlihat bisa memberikan bantuan, memberikan kontribusi terhadap persoalan pandemi. Gerindra harus menjadi partai, pelabuhan, sandaran bagi semua yang terkena pandemi. Kalau itu dilakukan, saya kira, bagus," ucapnya.

Adi mendorong demikian lantaran banyak partai tidak terlihat melakukan kerja-kerja politik konkret dalam penanganan pandemi, terutama kepada masyarakat yang terpapar ataunya terdampak langsung. "Semua terkesan sibuk masing-masing, terutama elitenya pasang baliho."

Baca Juga: Gambar dan Video Hilang Otomatis Setelah Dilihat Penerima, WhatsApp Rilis Fitur 'View Once'

Halaman:

Tags

Terkini

Bocoran Visi-Misi Tim Pemenangan Yoyok-Joss: Hasta Karya

Selasa, 10 September 2024 | 21:46 WIB