KONTENJATENG.COM - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan menggelar Festival Literasi, Ayo Membaca 2025 di GOR Jetayu Kota Pekalongan. Kegiatan berlangsung mulai 6–11 November 2025.
Festival Literasi ini merupakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan budaya minat baca masyarakat Kota Pekalongan. Ini sekaligus bagian dari upaya membangun indeks literasi masyarakat secara berkelanjutan.
Kota Pekalongan bahkan tergolong cepat dan menonjol dalam pergerakan indeks literasinya. Buktinya, pada 2021 Kota Pekalongan masih berada di peringkat 33 dari 35 kab/kota se-Jawa Tengah, memasuki 2022 naik ke peringkat 13, dan di 2023 serta 2024 melaju di peringkat 4 besar. Meningkat tajam hanya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Baca Juga: KPK Ungkap Fakta Baru OTT Gubernur Riau, 9 Pejabat Terjerat Kasus Termasuk Dinas PUPR dan Mendapat Temuan Barang Bukti Rp1,6 Miliar dari 3 Mata Uang
Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan, Mahbub Syauqi mengatakan, rangkaian program dalam Festival Literasi tidak hanya bersifat seremonial, melainkan juga dapat menjadi langkah untuk memperbaiki budaya minat baca dan indeks literasi di masyarakat.
"Kami berharap di tahun 2025 nilai indeks literasi bisa kembali meningkat. Semua ini berkat dukungan masyarakat, Bunda Literasi, organisasi masyarakat, pegiat literasi dan berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem literasi,'' ujar dia, Kamis 6 November 2025.
Tidak hanya itu, capaian angka budaya membaca juga terus meningkat dan bahkan melampaui target 2022 yakni sebesar 33,49 persen (target 33,21 persen), saat 2023 sebesar 33,44 persen (target 33,4 persen) dan di 2024 sebesar 34,11 persen (target 33,77 persen).
Sedangkan capaian indeks gemar membaca juga melonjak tajam pada 2023 yakni sebesar 20,15 dan pada 2024 sebesar 80,67.
Angka ini menandakan jika masyarakat makin dekat dengan dunia membaca, bukan hanya melalui buku fisik, tetapi juga literasi digital. Menurutnya, konsep wisata literasi ini dirancang supaya masyarakat menjadikan membaca sebagai aktivitas yang akrab, menarik, dan bersifat rekreatif.
Ditambahkannya, Festival Literasi Ayo Membaca 2025 sekaligus menjadi upaya menghadirkan literasi dalam bentuk yang menyenangkan, edukatif, dan bisa diakses bermacam-macam kelompok masyarakat.
Di tahun ini, Festival Literasi menghadirkan 52 stand. Terdiri atas stand OPD, Dekranasda, UMKM kreatif, penerbit, festival kuliner, pameran buku dan multiproduk, lomba-lomba literasi dan talkshow edukatif, serta gerakan ayo membaca dengan seribu peserta.
Acara Festival Lierasi secara resmi dibuka dengan pemotongan rantai bunga oleh Bunda Literasi Kota Pekalongan Inggit Soraya, didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Pekalongan Slamet Budiyanto, Kepala Dinarpus Provinsi Jawa Tengah Rahma Nurhayati, dan Plt Kepala Dinarpus Mahbub Syauqi.
Bunda Literasi Inggit Soraya mengungkapkan apresiasi atas terselenggaranya festival yang sudah menjadi agenda tahunan tersebut. Meski penyelenggaraan sedikit bergeser dari bulan peringatan Hari Perpustakaan, pihaknya menegaskan bahwa semangat literasi tetap tidak berkurang.
"Alhamdulillah Dinarpus bisa kembali menyelenggarakan festival literasi. Ini adalah ruang untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa literasi itu penting untuk meningkatkan kualitas SDM Kota Pekalongan,” ungkapnya.
Baca Juga: Dipanggil Ke Istana dan Bertemu Presiden Prabowo Selama 2 Jam, Ignasius Jonan Sebut Tak Ada Pembicaraan soal Kereta Api Cepat Whoosh
Festival tahun ini tidak hanya menghadirkan pameran buku, tetapi juga stand kuliner, UMKM kreatif, dan kerajinan lokal, menjadikannya sebagai wisata literasi yang menarik bagi keluarga dan komunitas.
Festival yang berlangsung selama enam hari ini diisi dengan beragam kegiatan edukatif dan hiburan seperti pameran buku, lomba literasi, bazar UMKM, pelatihan menulis, dan pertunjukan seni.
Pada kesempatan tersebut turut diserahkan hadiah bagi pemenang lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya antara lain lomba perpustakaan, lomba bercerita dan penghargaan bagi pegiat literasi serta penghargaan bagi pemustaka teraktif.
''Saya berharap, ini menjadi kegiatan yang menginspirasi dan munculnya gerakan literasi dari keluarga, sekolah, hingga komunitas,'' pungkas dia.***