KONTENJATENG.COM - Dalam upaya tegasnya dalam memberantas tindak pidana korupsi dan pungutan liar (pungli), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, diapresiasi oleh DPW Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Jawa Tengah.
Hal ini menyusul pencopotan Kepala SMKN 1 Sale Rembang dari jabatannya setelah terbukti menerima pungutan liar berkedok infak dari siswa.
Meski menuai pro dan kontra, DPW GMPK Jawa Tengah mendukung penuh keputusan tersebut sebagai bentuk komitmen dalam pemberantasan korupsi.
Baca Juga: DOWNLOAD Insidious The Red Door Via Online di LK21 Sangat Tidak Disarankan ! Cek Link Aman Disini !
Ketua DPW GMPK Jawa Tengah, Edy Susanto, menyatakan bahwa tindakan Gubernur dalam mencopot pejabat yang terlibat korupsi dan pungli harus didukung sepenuhnya.
Dalam pernyataannya pada Selasa (18/7/2023), Edy Susanto juga menekankan pentingnya memberlakukan sanksi sesuai aturan bagi mereka yang terbukti melakukan pungli. Hal ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan pembelajaran bagi pejabat lainnya.
Namun, DPW GMPK Jawa Tengah juga mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pungli di sekolah. Misalnya, karena kebutuhan dana operasional atau alasan lainnya.
Baca Juga: Oscar Renagalih Amarta, Berikut Ini Profil Pria yang Diduga Selingkuhan Suami Meylisa Zaara
Mereka menyarankan kajian lebih mendalam untuk mengatasi permasalahan ini, karena dikhawatirkan banyak sekolah lain juga terlibat dalam praktik serupa, namun tidak terlapor.
Meskipun memberikan apresiasi terhadap komitmen Gubernur dalam memberantas korupsi dan pungli, DPW GMPK Jawa Tengah menyayangkan keputusan pencopotan kepala sekolah di SMKN 1 Sale.
Mereka berpendapat bahwa keputusan ini terkesan tergesa-gesa dan berdampak negatif pada sekolah tersebut. DPW GMPK Jawa Tengah berpendapat bahwa pencopotan jabatan kepala sekolah sebaiknya dilakukan setelah pemeriksaan menyeluruh, termasuk mengungkap apakah ada korupsi di dalamnya.
Sebelumnya, kasus pungli berkedok infak di SMKN 1 Sale terungkap ketika Gubernur Ganjar Pranowo berdialog dengan salah satu siswa dalam sebuah seminar di Pendopo Kabupaten Rembang.
Baca Juga: Berikut Alasan Kuat Film Horor Terbaru Insidious The Red Door Tak Boleh Dilewatkan, CEK DISINI !!
Siswa tersebut mengungkapkan bahwa mereka dimintai uang infak setiap kenaikan kelas, meskipun seluruh SMA dan SMK Negeri di Jateng bebas biaya.
Dalam konteks ini, Kepala Sekolah SMKN 1 Sale, Kabupaten Rembang, Widodo, telah dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Pelaksana Harian (Plh). Infak yang ditarik melalui komite sekolah itu sejatinya digunakan untuk pembangunan musala, dan telah terkumpul dana sebesar Rp 130 juta.