KONTENJATENG.COM - Human Immunodeficiency Virus atau biasa disebut dengan HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang mengakibatkan daya tahan tubuh akan semakin melemah sehingga mudah diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan menjadi kondisi serius yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan kemampuan tubuh pada tahap ini untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Perlu diingat, bahwa HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik, HIV dapat menular jika terjadi kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.
Baca Juga: Menjaga Imun Tubuh Dengan Resep Herbal Ala dr Zaidul Akbar
Menurut penelitian, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya dan hingga artikel ini diterbitkan belum ada metode pengobatan untuk mengobati HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Gejala HIV/AIDS
Gejala yang sering dialami oleh penderita adalah flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Penderita biasanya baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah seperti diare kronis, pneumonia, dan toksoplasmosi otak yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh.
Baca Juga: Gus Baha Ungkap Zikir Pelunas Hutang, Sempit Rezeki Bahkan Sulit Mendapatkan Anak
Penyebab dan Faktor Risiko HIV/AIDS
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:
1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup