SEMARANG, Kontenjateng.com - Enerjik, humoris, dan ceplas ceplos, namun santun. Demikianlah yang tergambar dari mantan narapidana terorisme (napiter), Yusuf alias Mahmudi Haryono alias Yoseph Adirima.
Yusuf berbeda dari Harry maupun Nur, karena memiliki pengalaman menjadi Komandan Regu berjihad di Filipina.
Yusuf sendiri merupakan mantan napiter, yang ditangkap bersama tiga rekannya, Siswanto, Heru Setiawan dan Luluk Sumaryono, akibat menyimpan bahan peledak 1 ton tahun 2003 lalu, yang ditemukan di Jalan Taman Sri Rejeki VII/2, Semarang.
Oleh jaksa sempat dituntut 20 tahun, hingga akhirnya divonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.
Ditemui di kediamannya, Jalan Jatisari, No. 4, RT 4, RW 13, Gisikdrono, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, yang sekaligus sekretariat Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani).
Yusuf tampak santai, ia mengenakan kaos hitam dan celana doreng tentara, selain itu masker bertuliskan “I ‘m Not A Terrorist Sindikat” , tanpa mengenakan alas kaki, ia mengajak duduk dikursi batang kayu, tepat dibawah pohon pisang.
Fisik badannya memang terlihat sedang, namun tegap dan nada bicaranya lugas dan tegas. Dengan mengenakan tas slempang, Yusuf, menceritakan kisahnya usai bebas dari pidana, membutuhkan waktu 2,5 tahun, untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar rumahnya.