Harga Merosot, Petani Sayur Wonosobo Menjerit

photo author
- Jumat, 9 Oktober 2020 | 16:25 WIB
Sayur Wonosobo
Sayur Wonosobo

WONOSOBO, Kontenjateng.com – Petani sayur di Desa Garung dan Kejajar Wonosobo menjerit pilu. Pasalnya, panen sayur sepekan terakhir yang diharapkan dapat mengangkat perekonomian mereka, justru berbuah sebaliknya.

Panen raya malah membuat harga sayuran mereka merosot drastis. Sebagai contoh, harga tomat per kilo hanya dijual Rp300 dan sawi per ikat hanya Rp400.

Dibanding harga normal yang bisa 5 kali lipat, tentu hasil panen raya ini sangat menyedihkan. Akibatnya, mereka sama sekali tidak dapat menikmati hasil panen.

“Tentu ini sangat menyedihkan dan ironis sekali bagi petani sayur di Wonosobo. Saat panen yang ditunggu, harganya malah anjlok. Bahkan banyak sayur yang busuk sehingga dibuang karena tidak laku meski harganya sudah diturunkan drastis dari harga normal,” terang Zhakiah Joban, Ketua ALISA (Asosiasi Muslimah Pengusaha) ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Jateng.

Karenanya, pihaknya bergegas mengambil langkah strategis dan taktis. Salah satunya dengan membuka pasar tiban, Jumat (9/10).

Didampingi ALISA ICMI Wonosobo, sepanjang beberapa hari terakhir berhasil terjual sekurangnya 1,1 ton sayur dari petani. Sayur-sayuran seperti wortel, kentang, brokoli, kobis, labu siam, terong dan edamame berhasil terserap konsumen dengan baik.

“Ini bentuk kepedulian kami terhadap penderitaan petani sayur Wonosobo terlebih di tengah derita pandemi seperti sekarang ini,” imbuh Zhakiah yang juga Waket Kadij Kota Semarang divisi Ekonomi Syariah ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Konten Jateng

Tags

Rekomendasi

Terkini

X