"Skrining terhadap pendatang dan juga warga masyarakat yang akan keluar kota Semarang juga harus benar-benar diupayakan. Bila perlu setiap wilayah RW atau RT mencatat pendatang yang masuk,” imbuh Tavip.
Menurutnya upaya-upaya preventif yang dilakukan pemerintah Kota Semarang bersama semua pihak adalah belajar dari pengalaman libur panjang pada Agustus lalu, yang mana sempat terjadi kenaikan kasus Covid-19.
Lebih lanjut,Tavip menegaskan, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan selama liburan di masa pandemi Covid-19. Menjaga kesehatan dan imunitas juga perlu.
"Kita hanya dituntut untuk patuh pada protokol kesehatan selama liburan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan tentunya kita harus selalu sering cuci tangan," pungkasnya.
Namun, kerja sama ini tidak boleh lepas dari berbagai peran stakeholder, khususnya yang mengelola tempat-tempat pariwisata agar betul-betul mentaati surat edaran yang nantinya akan dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Semarang. Disertai dengan operasi yustisi di beberapa gerbang masuk Kota Semarang seperti Bandara, Stasiun dan di tempat-tempat lainnya. (nug/kj)