SEMARANG, Kontenjateng.com - Pelaku ekonomi di Jawa Tengah masih didominasi non muslim. Karenanya, kekuatan ekonomi umat Islam di Jawa Tengah harus ditingkatkan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi usai melantik pengurus Muslim Trade Center (MTC) Jawa Tengah periode 2020-2023, di Semarang, Minggu (8/11). Menurutnya, sebanyak 90 persen pelaku ekonomi adalah nonmuslim dan sisanya 10 persen muslim.
“Ketertinggalan ini harus disadari dengan cara pemberdayaan terhadap para ekonomi di kalangan muslim serta memunculkan sinergitas yang tinggi untuk meraih pasar yang lebih besar. Umat Islam jangan terninabobo sekadar sebagai konsumen, tapi saatnya harus tangguh sebagai produsen dan marketing,” terangnya.
Dijelaskan, MTC Jawa Tengah sengaja didirikan oleh tiga pilar strategis, yakni MUI Jawa Tengah bersinergi dengan KADIN Jawa Tengah dan Walikota Semarang. Misinya untuk mengangkat para bisnis di kalangan muslim yang masih lemah agar berkembang sehingga ke depan mampu menjadi pelaku-pelaku ekonomi yang tangguh.
Maka kinerja utama MTC, berperan sebagai komunikator dalam membangun sinergitas bisnis di kalangan muslim. Diakui, muslim yang kuat ekonominya lebih disukai Allah SWT dibanding muslim yang lemah.
MTC Jawa Tengah memiliki potensi besar dan strategis untuk mengangkat para pelaku bisnis di kalangan muslim yang masih lemah. “Syaratnya jangan mudah putus asa dan harus memiliki semangat tinggi dalam menjalankan program kerja,” pintanya.
Ketua MTC Jateng KH Iskandar Chang MSi menegaskan sejumlah program kerja yang ditelorkan pada raker melalui menguatan kewirausahaan muslim, antara lain menggarap pendirian pusat pendidikan wisata halal muslim, penyusunan panduan kuliner halal, hotel syariah, masjid dan home industri muslim Jawa Tengah. Selain itu memaksimalkan berbagai pelatihan digital dan kewirausahaan untuk menyiapkan peluang ekspor yang semakin terbuka.