SEMARANG, Kontenjateng.com - Calon petahana Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi tak memungkiri jika pandemi Covid-19 berpengaruh besar menekan ekonomi di Ibu Kota Jawa Tengah.
Calon tunggal dalam pemilihan Wali Kota Semarang tahun 2020 tersebut bahkan menyebutkan, masa pandemi Covid-19 telah menyebabkan anomali pada tren perkembangan Kota Semarang.
Alhasil, tren pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang yang semula mampu dijaga terus meningkat pada beberapa tahun terakhir, menjadi sulit terprediksi.
Tak hanya itu, anomali perputaran ekonomi di Kota Semarang akibat pandemi covid-19 tersebut, juga memberikan pengaruh pada sejumlah tolok ukur kesejahteraan masyarakat, seperti angka kemiskinan hingga pertumbuhan investasi.
Untuk pria yang akrab disapa Hendi tersebut mengungkapkan, di tahun 2021 perlu sebuah upaya yang extraordinary, untuk dapat kembali menstabilkan perekonomian di Kota Semarang.
"Jadi kita ini tahun 2016 ada dalam data statistik sekitar 5% warga Kota Semarang itu miskin, lalu kemudian di 2019 sudah mencapai 3,98%. Nah tapi kita tidak menutup mata, bahwa mungkin hari ini jumlah kemiskinan bisa lebih dari 3,98%. Karena covid ini cukup besar menghajar sisi ekonomi di Kota Semarang. Banyak warga yang tidak punya pekerjaan, UMKM juga berguguran karena daya beli masyarakat tidak seperti yang lalu," terangnya.
"Nah PR kami jika bisa mendapat kesempatan di periode kedua, sebelum mengerjakan program - program lainnya, kami akan coba fokus pada beberapa pembenahan yang dapat mengungkit kembali sektor ekonomi, sosial, budaya. Saya masih pada metode dan konsep bahwa covid ini penanganannya tidak melulu di sektor kesehatan, tapi juga dampak dari lamanya kita social distancing yang kemudian ekonomi lesu, dimana ini menjadi sebuah PR yang harus dituntaskan," tekan Hendi.