اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku kaum muslimin, di hari Idul Fithri ini sungguh kita telah mendapatkan banyak pelajaran dari ibadah yang kita jalani selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Mulai dari ibadah puasa yang kita jalani, kita mendapatkan pelajaran untuk pandai menahan diri dari segala pembatal yang asalnya sebenarnya mubah. Namun kita tinggalkan demi mengharap ridho Allah. Maka ini pertanda bahwa niat yang benar adalah jika setiap ibadah dijalanin dengan ikhlas dan mengharap wajah-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu.” (QS. Az Zumar: 65). Ibadah barulah diterima jika murni ikhlas dilakukan karena mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika tidak, amalan tersebut tertolak. Orang yang menjalani ibadah puasa semacam inilah yang mendapatkan keutamaan pengampunan dosa sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Kemudian dari ibadah shalat malam atau shalat tarawih yang kita jalani, kita pun bisa ambil pelajaran pula bahwa shalat malam adalah sebaik-baik shalat setelah shalat wajib dan inilah kebiasaan orang-orang sholeh. Sehingga kita seharusnya mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik dari orang sholeh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa’ no. 452, hasan). Namun demikianlah sebagian orang malah memperlakukan orang sholeh melampaui batas sampai-sampai mencapai tingkatan kesyirikan. Tabarruk (ngalap berkah) dengan bekas minum dan makan mereka ketika orang sholeh itu hidup, atau setelah ia meninggal dunia ngalap berkah dengan kuburnya. Seharusnya sisi baik yang diambil dari mereka adalah meneladani amal sholeh yang mereka lakukan seperti shalat malam ini, bukan malah bersikap ‘ghuluw’ terhadap mereka.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Edisi Isra Miraj 2023 dengan Judul Isra Miraj dan Kualitas Sholat
Allah pun memberikan suatu malam yang penuh berkah kepada kita di bulan Ramadhan, malam yang satu ibadah lebih baik dari ibadah di 1000 bulan. Malam ini disebut lailatul qadar. Seorang muslim sebenarnya bisa dengan mudah mendapati malam tersebut. Cukup baginya beribadah secara kontinu di bulan Ramadhan, maka pasti ia akan mendapatkan keutamaan lailatul qadar. Jika ia kontinu melakukan shalat tarwih setiap malamnya, pasti ia akan mendapati lailatul qadar. Orang yang malas-malasan saja dalam ibadah yang sulit mendapatkan keutamaan malam tersebut. Keutamaan menghidupkan lailatul qadar disebutkan dalam hadits,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Saat lailatul qadar pun kita banyak mohon pengampunan dosa. Kita mohon pada Allah agar dosa-dosa kita dihapus dan bukan hanya ditutup. Doa yang dipanjatkan adalah,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–)
Kemudian di akhir Ramadhan kita pun tutup dengan amalan zakat fithri. Zakat ini adalah sebagai penutup kekurangan kita selama menjalani puasa di bulan Ramadhan. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ .
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin.” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827, hasan)
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa bulan Ramadhan penuh sekali dengan penghapus dosa. Sampai-sampai Az Zuhri berkata, “Ketika hari raya Idul Fithri, banyak manusia yang akan keluar menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat ‘ied, Allah pun akan menyaksikan mereka. Allah pun akan mengatakan, ”Wahai hambaku, puasa kalian adalah untuk-Ku, shalat-shalat kalian di bulan Ramadhan adalah untuk-Ku, kembalilah kalian dalam keadaan mendapatkan ampunan-Ku.” Ulama salaf lainnya mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika melaksanakan shalat ‘ied di tanah lapang, “Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.” (Latho-if Al Ma’arif, 373-374)
Namun perlu dipahami bahwa kita sebenarnya tidak yakin amalan kita diterima. Karena amalan hanya diterima dari orang-orang yang bertakwa. Allah Ta’ala berfirman,
Artikel Terkait
Kisah Nabi Muhammad SAW Berbicara Dengan Seekor Rusa
Kisah Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan
Kisah Nabi Muhammad SAW Berbicara Dengan Pohon
Kisah Nabi Sulaiman As dan Bayinya yang Lahir Separuh Badan
Kisah Nabi Muhammad Saw dan Susu Melimpah dari Kambing Betina yang Kurus
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Sebatang Pohon Kurma yang Mampu Berpindah dari Rumah Pemiliknya
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Seorang Wanita Yahudi yang Mencoba Meracuni Rasulullah SAW
Kisah Nabi Muhammad SAW yang Berbincang dengan Seekor Biawak
Kisah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat Didatangi Malaikat Jibril pada Suatu Majlis
Teks Singkat KHUTBAH IDUL ADHA 2022 Berjudul Kisah Nabi Ibrahim dalam Haji dan Kurban
Kisah Nabi Adam Alaihis Salam dan Penciptaan Siti Hawa
Kisah Nabi Muhammad Menangkap dan Mencekik Jin Ifrit Karena Mengganggu Solat Rasulullah
KISAH NABI MUHAMMAD SAW Berdialog dengan Seekor Biawak Dihadapan Seorang Arab Badui