Kisah Islami, Pembunuh 100 Orang yang Mati Dalam Perjalana Taubatnya

photo author
- Minggu, 5 September 2021 | 13:03 WIB
Kisah Islami, Pembunuh 100 Orang yang Mati Dalam Perjalana Taubatnya (Pixabay)
Kisah Islami, Pembunuh 100 Orang yang Mati Dalam Perjalana Taubatnya (Pixabay)

KONTENJATENG.COM- Kisah Islami berikut menceritakan tentang seorang pemuda yang telah membunuh seratus orang dan hendak bertaubat kepada Allah.

Kisah Islami ini telah disabdakan Nabi Muhammad Saw. Dalam shahihnya Imam Muslim meriwayatkan kisah ini.

Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Said Al-Khudri bahwa Nabiyullah bersabda, 

Baca Juga: Pendapat Ulama Tentang Benteng Dzulqarnain Tempat Mengurung Ya'juj Ma'juj

"Pada umat sebelum kalian terdapat seorang laki-laki pembunuh sembilan puluh sembilan nyawa. 

Dia bertanya tentang penghuni bumi yang paling alim. Dia ditunjukkan kepada seorang rahib, dan dia mendatanginya. Dia berkata bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan nyawa, maka

adakah taubat untuknya? Rahib itu menjawab, 'Tidak.' Dan dia membunuhnya untuik menggenapkan hitungan menjadi seratus. 

Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah Ceritakan Pengalamannya Membunuh Anak dan Istri Jin

Kemudian dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling alim. Dia pun ditunjukkan kepada seorang alim.

Dia berkata bahwa dia telah membunuh seratus orang, lalu apakah dia masih bisa bertaubat? Dia menjawab, 'Ya, siapa yang menghalanginya dari taubat. Pergilah ke kota ini dan ini, karena di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah. Maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Jangan pulang ke kotamu karena kota itu buruk. 

Lalu dia berangkat. Sampai di tengah perjalanan, dia mati. Malaikat rahmat dan Malaikat adzab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, 'Dia datang dengan taubat, datang dengan hatinya kepada Allah.' Malaikat adzab berkata, 'Dia belum melakukan kebaikan apa pun.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Berbicara Dengan Seekor Rusa

Lalu seorang Malaikat yang berwujud manusia datang kepada mereka, dan mereka menjadikannya pengadil di antara mereka. 

Dia berkata, 'Ukurlah antara kedua kota. Kemana dia lebih dekat, maka ia untuknya.' Lalu mereka mengukurnya, dan mereka mendapatkannya lebih dekat kepada kota yang dia tuju. Maka Malaikat rahmat mengambilnya."

Qatadah berkata bahwa Hasan berkata, "Dikatakan kepada kami bahwa ketika dia mati, dia miring dengan dadanya." 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gilang Wicaksono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X