Yang pertama; adalah peristiwa saat Nabi Isa A.S. berbicara saat masih bayi.
Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa A.S. tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Namun kelahiran Nabi Isa A.S. sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28, yang artinya:
Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”
Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa A.S. yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa A.S. berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ
وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ
وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa A.S. untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Dan penjelasan ini datang setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat.
Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah SWT.
Peristiwa yang kedua; saat Nabi Ismail A.S. ditinggal bersama ibunya di padang tandus.
Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim A.S. harus meninggalkan Nabi Ismail A.S. yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di Mekkah yang saat itu begitu tandus.
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim A.S. mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah.
Artikel Terkait
Materi Naskah Khutbah Jumat Minggu Ketiga Ramadhan: Rahasia Malam Lailatul Qadar Beserta Cara Meraihnya
PDF! Naskah Teks Khutbah Idul Fitri Berjudul Sepuluh Orang yang Merugi Saat Idul Fitri
PDF! Naskah Teks Khutbah Idul Fitri Berjudul Meraih Surga Firdaus Bada Ramadhan
PDF! Naskah Teks Khutbah Idul Fitri Berjudul Istiqamah Selepas Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Idul Fitri 2022: Makna Silaturrahim dan Halal bi Halal
Naskah Teks KHUTBAH JUMAT Berjudul Makna Silaturahmi
Naskah Teks KHUTBAH JUMAT Berjudul Kematian Pintu Menuju Akhirat
Contoh Naskah Teks KHUTBAH JUMAT Berjudul Berbakti Kepada Orang Tua
Materi Khutbah Jumat Singkat. Tema "Menggapai Pintu-Pintu Rezeki"
PDF! Naskah Teks khutbah Hari Raya Idul Adha Berjudul Tadabbur Makna Hari Raya Qurban