Sejarah Munculnya Malam 1 Suro Dari Kerajaan Mataram Islam Yang Dianggap Malam Keramat

photo author
- Kamis, 28 Juli 2022 | 14:01 WIB
Sejarah Munculnya Malam 1 Suro Dari Kerajaan Mataram Islam Yang Dianggap Malam Keramat/indonesiakaya.com
Sejarah Munculnya Malam 1 Suro Dari Kerajaan Mataram Islam Yang Dianggap Malam Keramat/indonesiakaya.com

KONTENJATENG.COM - Tahun 2022 ini, perayaan Satu Suro jatuh pada 30 Juli 2022. Dalam merayakan pergantian Tahun baru Jawa atau Tahun baru Islam ini, biasanya masyarakat Jawa melakukan sejumlah ritual dan tradisi pada malam hari sebelumnya.

Dilansir dari berbagai sumber dan kompas.com, di Kota Surakarta terdapat sebuah tradisi Kirab Kebo Bule. Beberapa ekor kebo bule yang merupakan pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat akan diarak keliling kota.

Sebagian masyarakat Surakarta dikatakan percaya bahwa kerbau - kerbau tersebut merupakan turunan dari Kebo Bule Kiai Slamet yang dianggap keramat.

Kendati demikian, bagaimana awal mula dan sejarah terjadinya perayaan malam satu suro atau malam Tahun baru Hijriah?

Baca Juga: 10 Alasan Mengapa Kita Harus Bersedekah: Nomor 9 Banyak Yang Terkabul Jadi Kaya

Sejarah peringatan malam Satu Suro ditetapkan Satu Suro sebagai Tahun baru Jawa telah dilakukan sejak zaman Sultan Agung Hanyakrakusuma atau yang dikenal sebagai Sultan Agung.

Ia merupakan Sultan kerajaan mataram Islam pada 1613-1645 dan mendapat gelar Wali Radja Mataram dari para ulama.

Adapun, penyematan gelar tersebut dilakukan karena dia berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam tanpa menghapus tradisi Jawa. Pada 1633 Masehi, atau pada tahun Jawa 1555, Sultan Agung mengadakan selametan secara besar-besaran.

Dalam pesta tersebut, dia juga menetapkan Satu Suro sebagai tanda Tahun Baru Jawa. Namun, keputusan tersebut diambil setelah dilakukan perpaduan kalender Hijriah dan kalender Jawa.

Baca Juga: 6 Cara Cek Daftar Nama Penerima Bansos 2022 Lewat HP di cekbansos.kemensos.go.id. SEGERA CEK!

keputusan juga diambil dengan memadukan sistem penanggalan Islam, Hindu, dan sedikit pengaruh penanggalan Julian dari Barat.

Pengeluaran dekrit Satu Suro Setelah mengambil keputusan tersebut, Sultan Agung dari Kerajaan Mataram mengeluarkan sebuah dekrit.

Dekrit tersebut menyatakan, adanya penggantian penanggalan Saka yang berbasis putaran matahari dengan kalender Qamariah yang berbasis putaran bulan.

Adanya perubahan tersebut membuat setiap angka tahun Jawa diteruskan dan berkesinambungan dengan tahun Saka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tirta Yurista Kumkamdhani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X