KONTENJATENG.COM - Anies Baswedan menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menghantam dunia kerja di Indonesia dan menyebut bahwa angka PHK di Indonesia naik setiap tahunnya.
“Di tahun 2023, ada 64 ribu kasus, 2024 melonjak jadi 77 ribu kasus, dan baru setengah tahun ini di 2025 sudah lebih dari 42 ribu orang kehilangan pekerjaan,” ujar Anies dalam video yang diunggah di media sosial (medsos) Instagram pribadinya, dikutip pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Di balik angka-angka ini, ada ayah yang harus begadang memikirkan tagihan listrik, ada ibu yang harus menjelaskan ke anak kenapa tidak bisa beli susu, ada anak muda fresh graduate yang mimpinya buyar,” imbuhnya.
PHK Terjadi, Sektor Informal Makin Banyak Terisi
Anies kemudian menyinggung tentang perubahan pekerjaan yang harus dilakoni usai terkena PHK dari pekerjaan lamanya.
Ia menyebut, tak sedikit yang beralih ke sektor informal setelah PHK terjadi karena mencari pekerjaan bukan hal mudah.
“Yang lebih menyakitkan, sebagian besar dari mereka tidak pindah ke pekerjaan formal baru, tapi justru jatuh ke sektor informal. Berdagang kecil-kecilan, jualan online yang seadanya, ojek online atau jadi pekerja serabutan,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan bahwa pekerjaan dari sektor informal memang memberi penghasilan, namun masih ada ketidakpastian yang membayangi.
“Memang ada penghasilan, tapi hidup jadi tidak pasti. Tidak ada BPJS, tidak ada THR, apalagi bicara pensiun. Jadi wajar kalau banyak yang merasa, ‘Kerjaan sih ada, tapi hidup tetap susah,’” tambahnya.
Menurutnya, pekerjaan pengganti tersebut hanya menunda kekhawatiran, bukan penyelesaian masalah.
Efek PHK Massal ke Banyak Sektor Perekonomian
Dalam video tersebut, Anies juga menyebut PHK massal bisa memberikan pengaruh hingga ke perekonomian, jadi tak hanya seputar permasalahan pekerja yang terimbas PHK saja.
“Ini adalah masalah kita semua, ketika ribuan orang kehilangan penghasilan tetap, maka daya beli masyarakat jadi turun,” tegasnya.
Pengaruhnya bisa menciptakan efek domino, yakni pasar sepi hingga para pedagang kecil yang ikut penjualannya ikut sepi.
Artikel Terkait
Peristiwa Pertempuran 3 Oktober 1945 Pekalongan, Menjadi Saksi Kegigihan Para Pejuang dalam Mendorong Kemerdekaan dan Mengusir Penjajahan Jepang
Dukung Pengembangan Produk-Produk UMKM, Pemkot Pekalongan Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi Sejumlah Pelaku UMKM di Kota Batik
Menkeu Purbaya Siap Pangkas Anggaran Makan Bergizi Gratis Jika Tak Terserap hingga Akhir Oktober 2025
DLH Semarang Kampanyekan World Cleanup Day di CFD Simpang Lima
DPRD Jateng Dukung Program Internet Gratis, 327 Desa Jadi Prioritas 2025
Kantor Imigrasi Semarang Hadirkan Layanan ITAS di Luar Kantor untuk WNA
Antusias Tinggi, Eazy Paspor Imigrasi Semarang Diminati Calon Jemaah Umrah
Mohammad Saleh Dorong Pesantren Ikut Bangun Industri dan Pertanian Jawa Tengah
DPRD Jateng Sambut Baik Perpres PLTSa, Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan
Paripurna Pandangan Fraksi atas Raperda APBD 2026, Wakil Bupati Pekalongan Sukirman Sampaikan Jika Peningkatan Pendapatan Daerah Akan Direalisasikan