KONTENJATENG.COM - Ajang balapan Formula E yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat oleh Pemerintah Provinsi Jakarta, menuai banyak kritikan dan kecaman.
Banyak pihak menilai kegiatan tersebut sangat tidak humanis dalam kondisi sekarang yang serba tidak pasti karena Covid-19.
Salah satunya layangan kritik dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak.
Ia menilai kebijakan Anies Baswedan dinilai tidak terukur karena tetap melaksanakan Formula E ditengah Pandemi Covid-19.
"Ini sebuah kebijakan yang tidak terukur,"ucap Golbert Simanjuntak.
Baca Juga: Ini Alasan Deddy Corbuzier Menghilang di Sosial Media, Ternyata Hampir Mati
Menurutnya juga penghasilan Pemprov DKi Jakarta sangat tidak cukup jika memaksakan menyelenggarakan Formula E. Bahkan dalam opersional sehari-hari tidak akan cukup.
Gilbert Simanjuntak menilai kondisi tersebut karena adanya kekurangan operasional yang terjadi di DKI Jakarta.
Namun secara mengejutkan mengerluarkan dana untuk hal yang sekunder seperti melakukan operasional ajang balap Formula E.
Kritikan yang lain datang dari politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni. Ia menanggapi soal permohonan Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Anthony Winza kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya, Fraksi PSI telah memohon dengan segala hormat kepada Anies Baswedan terkait commitment fee Formula E.
Baca Juga: Unissula Virtual Home Care 'UVHC' Siap Wujudkan Rumah Sakit Tanpa Dinding
Raja J. Antoni menuturkan bahwa permohonan tersebut didasarkan atas keberadaan uang ratusan milyar rupiah di dalam commitment fee Formula E tersebut.
“Fraksi PSI Jakarta dengan segala hormat memohon kepada Pak Anies Baswedan,” ujar Raja J. Antoni melalui akun Twitternya, seperti dikutip ZONAJAKARTA.com, Kamis, 19 Agustus 2021.
“Untuk meminta commitment fee Formula E yang angka totalnya ratusan milyar rupiah,” sambungnya.