Soal Jakarta Tenggelam Emil Salim Bilang Saatnya Inovasi Teknologi,Pemkot Semarang Pantau Penurunan Muka Tanah

photo author
- Kamis, 16 September 2021 | 15:10 WIB
Ekonom Emil Salim /Antara/Astrid Faidlatul Habibah
Ekonom Emil Salim /Antara/Astrid Faidlatul Habibah

Sri Wahyuni mengatakan, rumahnya terpaksa harus menyesuaikan kondisi alam karena hampir setiap hari mengalami rob atau terkena air pasang. Ia harus memasang tanggul didepan rumah agar air rob tidak masuk kedalam rumah, bahkan ia juga harus memindahkan meteran listrik dan saklar ketempat yang lebih tinggi.

Menanggapi hal itu, Dinas Pekerjaan Umum DPU Kota Semarang selalu memantau penurunan permukaan tanah. Langkah ini dilakukan guna mengetahui kondisi permukaan tanah secara realtime. Data ini kemudian dikirim ke Bappeda Kota Semarang untuk dikaji lebih lanjut.

Demikian disampaikan Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung melalui Kepala UPTD Pengelola Pompa Banjir Wilayah Tengah II Semarang, Yoyok Wiratmoko. Saat ditemui kemarin di rumah pompa Kali Semarang, Yoyok Wiratmoko mengatakan dalam Stasiun Pompa Drainase terdapat empat buah alat ukur penurunan tanah.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Search, Pencarian Monster dari Masa Lalu yang Terhubung dengan Masa Depan

Alat tersebut berupa besi yang masuk ke dalam lubang yang jika terjadi penurunan tanah maka besi tersebut akan ikut bergerak turun.

"Ini adalah untuk alat ukur penurunan tanah di lokasi kami. Dibuat 2012 dimana tahun 2021 ada di (tanda) paling atas. Ini sampai Juni 2021 penurunan sekitar 1 meter, setelah hitung setiap bulan rata-rata 0,5 cm," katanya.

Yoyok mengatakan jika gedung utama dirumah pompa tidak akan mengalami penurunan karena pondasinya ditanam pada bagian tanah yang keras.

“Kedalaman tiang pancang bangunan rumah pompa, kantor dan fasilitas penting lainnya sekitar 35 meter,” ujar Yoyok. Tentu saja dengan kedalaman ini cukup aman dari penurunan tanah.

“Sehingga saat muka tanah turun perlahan, bangunan disekitar gedung utama bahkan jalan didepan gedung terlihat mengalami penurunan,” katanya.

"Ini dulunya sejajar dengan paving-paving di sini, sekarang ambles. Ya amblesnya ini bertahap tidak langsung, dan penurunan tanahnya terbilang cukup tinggi," bebernya.(**)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Sumber: Dari Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X