Namun hingga kini belum solusi dan tindakan nyata pemerintah Desa Nanggeleng guna mengatasi persoalan itu.
Menurut Hidayat, pemerintah Desa Nanggeleng dan Sirnaraja yang terkait perkara distribusi air tersebut mestinya melakukan rembuk atas urusan tersebut.
"Kalau tidak ada solusi bisa diairi lagi, sawah bisa habis jadi permukiman," ucapnya.
Kini, kondisi tersebut sudah terjadi. Pasalnya, sebagian sawah di Nanggeleng sudah dijual untuk kepentingan permukiman dan kandang ternak. Tak pelak, terjadi alih fungsi lahan yang berdampak pada ketahanan pangan warga.
Hal senada dikemukan warga Nanggeleng lainnya, Emus (60).
"Caina benten ti kapungkur, kapungkur mah sanaos halodo caina masih dugi (Pasokan airnya beda seperti dulu, dulu kalau pun kemarau, air tetap ada," tutur Emus.
Sebagaimana Hidayat, Emus membenarkan warga memilih menanami sawahnya dengan tanaman lain seperti palawija dan singkong.
Ia berharap, pasokan air untuk sawah Nanggeleng kembali normal agar warga bisa menanam padi. Apalagi, sawah-sawah di kampung tersebut dikenal penghasil padi kelas satu atau kualitasnya baik.(**)
Artikel Terkait
PPKM Dilonggarkan, Bupati Jepara : Semoga Ekonomi Kembali Pulih dan Hajatan Dibolehkan Namun Tetap Prokes
Ganjar Sebut Salah Satu Anggota PASKIBRAKA Anak Mama
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Ajak Masyarakat Untuk Jadi Pahlawan
Sekda Jepara Dibebastugaskan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo : Bupatinya Coba Konsultasi ke Saya
Disinilah Makam Seorang Jurnalis yang Mem'Viral'kan Kemerdekaan Indonesia
Taliban Sudah Kuasai 8 Ibu Kota Provinsi , Keberadaan WNI di Afganistan Terpantau Sehat dan Aman