KONTENJATENG.COM - Inovasi terbaru ditunjukkan Falahy Mohamad, selaku pengembang usaha batik di Kota Pekalongan, yang mencoba mengenalkan pembuatan motif dan desain batik dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.
Walau masih dalam proses riset lebih lanjut, namun pemuda asal Gang 2 Kelurahan Setono, Pekalongan Timur, meyakini jika teknologi pembuatan motif dan desain batik dengan Artificial Intelligence (AI) akan digunakan di masa mendatang.
Falahy Mohamad melakukan tahapan riset pembuatan motif dan desain batik dengan Artificial Intelligence (AI), sejak Oktober 2023. Untuk saat ini, dirinya masih menjadi satu-satunya pengembang usaha batik di Kota Pekalongan yang menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam motif dan desain batik.
Alumni Program Studi Teknologi Batik di Universitas Pekalongan ini menyebut, ketertarikannya menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam motif dan desain batik, karena ingin memadukan penggunaan budaya dan teknologi. Penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk batik yang diproduksinya, tidak menghilangkan proses asli pembatikan dari awal.
Beraneka macam motif batik telah berhasil dibuat reka ulang oleh Falahy Mohamad menggunakan teknologi komputer dan logika matematika melalui bantuan bantuan software Grasshopper Rhino dan 3d Sketchup. Beberapa motif yang berhasil dihasilkannya yakni seperti Tambal 101, Simplicity of Parang, dan The Dancing of Truntum.
''Melalui metode desain parametrik (parametrik design), ratusan atau ribuan motif bisa dihasilkan dalam sekejap untuk mempermudah dan mempercepat desain batik tulis. Tentunya, hal ini masih bisa dikontrol dan tidak sepenuhnya dikerjakan oleh komputasi,'' ucap Falahy Mohamad, yang juga merupakan pemilik Studio Metaflora saat ditemui di rumahnya.
Baca Juga: Masyarakat Kota Pekalongan Senang Saat Terima Bungkusan Sarapan dan Kaos Bergambar Paslon Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi dari Tim Pemenangan
Jika dibandingkan dengan batik asli, proses yang dihilangkan dalam batik berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) hanyalah bagian pembuatan motif.
Sementara, proses pembatikannya masih dilakukan sesuai kaidah batik asli, yaitu dicanting oleh para pembatik memakai lilin atau malam, dan pewarnanya masih menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan.
Proses pengerjaan batik Artificial Intelligence (AI) bisa berlangsung selama tiga minggu. Harga batik Artificial Intelligence (AI) bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp6 juta.
Hal itu karena batik Artificial Intelligence (AI) merupakan batik tulis asli yang pembuatannya menggunakan bahan halus.
Namun untuk menyentuh pasar anak muda, desain batik Artificial Intelligence (AI) dibuat lebih sederhana untuk menghemat produksi. Sehingga harganya lebih murah, di bawah Rp1 juta.
''Corak-coraknya lebih simpel dan merupakan batik yang siap pakai, sehingga ini juga menekan angka biaya produksi dan menjadikan harganya lebih terjangkau dibandingkan yang menggunakan bahan halus. Harganya sekitar Rp600 ribu hingga Rp700 ribu,'' pungkas dia.***