Kematian Akibat Covid-19 Jawa Tengah Didominasi Pasien Lanjut Usia

photo author
- Selasa, 10 Agustus 2021 | 05:55 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo./jatengprov
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo./jatengprov

KONTENJATENG.COM - Prasetyo Aribowo Tim ahli Covid-19 Jawa Tengah mengatakan, bahwa angka kematian akibat Covid-19 didominasi oleh warga Jawa Tengah yang belum divaksin, presentasinya hingga menyentuh angka 97,2 %. 

Hal tersebut disampaikan Prasetyo Aribowo dalam rapat bersama Ganjar Pranowo, Senin 9 Agustus 2021.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Luhut : Itu Atas Arahan Presiden

Dalam rapat tersebut, pihaknya mengatakan bahwa vaksinasi mampu menekan dan mengatasi persoalan pandemi di Jateng. 

"Dari 10 rumah sakit di Jateng yang diteliti, ditemukan fakta bahwa 97,2 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien yang belum divaksin,"

Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa angka kematian didominasi oleh pasien lansia, dengan usia di atas 45-65 tahun. Presentasi angka kematian usia ini mencapai 58,4 persen lebih tinggi dibanding kategori umur lainnya.

Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang 2 Minggu, Sampai 23 Agustus 2021

"Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan, diantaranya lansia dan mereka yang memiliki komorbid," jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, dari hasil kajian itu, angka kematian memang terkonfirmasi pada lansia, komorbid dan mereka yang belum divaksin. Dan terkait vaksinasi ini, angkanya cukup besar dalam arti bisa melakukan pencegahan. 

"Itu hipotesis kita. Makanya untuk rapat tadi kita ubah cara vaksinasi di Jateng. Sekarang kita cari daerah yang penduduknya banyak, lansianya banyak, komorbidnya banyak. Itu yang diprioritaskan jadi sasaran vaksinasi," jelasnya. 

Baca Juga: Bangun Sebelum Pukul 5 Pagi Mampu Kuatkan Imunitas, Begini Penjelasannya

Dari hasil penelitian tersebut, Ganjar Pranowo himbau kepada Wali Kota atau Bupati untuk memfokuskan pada vaksinasi.

"Sementara yang dari TNI/Polri bisa menyasar yang umum. Sehingga lebih enak pembagiannya. Biar tidak berebut pada ceruk yang sama," jelasnya.

Sebab jika tidak ada pembagian, maka vaksinasi jadi tidak terarah. Apalagi, karena ingin banyak-banyakan vaksinasi, mereka membuka sentra vaksinasi yang justru menimbulkan kerumunan.

Baca Juga: Resmi, PPKM Diperpanjang Sampai 16 Agustus 2021

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gilang Wicaksono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X