KONTENJATENG.COM - Untuk meningkatkan partisipasi pemilih saat pemungutan suara Pemilu 2024, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menggelar lomba Tempat Pemungutan Suara (TPS) unik pada 14 Februari mendatang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, masing-masing TPS akan menjadi tempat penilaian lomba. Tujuan utamanya yaitu, menaikkan jumlah partisipasi pemilih.
"Ada lombanya. Bisa TPS terbaik atau TPS terunik, agar partisipasinya (pemilih-red) banyak, dapat apresiasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya, Minggu (11/2/2024).
Baca Juga: Ketua PMI Demak Ungkap Upaya Tanggap Darurat Bencana Banjir
Mbak Ita mengatakan, adanya lomba ini sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) tentang masyarakat harus menggunakan hak suara pilihannya.
Dalam arahan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana berharap partisipasi pemilih mencapai angka 80 persen. "Kalau pemilihan presiden di Kota Semarang pada 2019 bisa sampai 70 persen lebih, hampir mendekati angka 80 persen," ujarnya.
Dengan riwayat Pemilu sebelumnya, Mbak Ita menyebut harapan pemerintah akan tercapai. Terutama tingkat partisipasi masyarakat berbondong-bondong ke bilik suara. "Sehingga kita harapkan sama, partisipasi pemilih bisa banyak dan tinggi," katanya.
Baca Juga: Inilah Cara Cek DPT Online 2024, Pastikan Nama Anda Sudah Terdaftar
Dia mencontohkan ketika Pemilu 2019 silam, saat itu terdapat satu di antara TPS yang mengangkat tema horor. Untuk menarik minat warga mencoblos, seluruh petugas pemungutan suara mengenakan pakaian yang identik dengan hantu.
"Waktu Pilpres 2019, di TPS Bergota panitianya pakai kostum hantu-hantu. Monggo di setiap TPS bisa lakukan," katanya.
Wali Kota Semarang perempuan pertama tersebut membebaskan kreativitas masing-masing TPS dalam menarik daftar pemilih, agar tetap menggunakan hak pilihnya. Menurut dia, untuk memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan harus diselenggarakan semenarik mungkin.
Baca Juga: Universitas Semarang (USM) Bantu Korban Banjir Karanganyar Demak
"Karena untuk menentukan pemimpin kita maka bagaimana caranya, partisipasi masyarakat harus lebih dari tahun lalu," ujarnya.