KONTENJATENG.COM - Pemkot Semarang, melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU), telah menyiapkan ribuan sandbag sebagai tindakan darurat untuk memperkuat tanggul-tanggul kritis di berbagai lokasi rawan banjir.
Langkah ini bertujuan untuk menghindari limpasan air yang berpotensi menggenangi pemukiman dan lahan pertanian.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan bahwa penggunaan sandbag sangat krusial untuk menangani titik-titik tanggul kritis. Fokus utama adalah area Plumbon, Kudu, dan Jalan Raya Kaligawe.
"Untuk mengatasi banjir, kami memerlukan banyak sandbag guna melindungi tanggul kritis di Plumbon serta memperkuat talud di lokasi yang rentan seperti Jalan Raya Kaligawe dan Kudu," ujar Suwarto pada Senin (10/2).
Di tiga daerah tersebut, lebih dari 2.000 sandbag telah dipasang. Suwarto menyebutkan bahwa distribusi dilakukan bertahap, memanfaatkan material yang ada di lokasi strategis.
"Selain produksi sandbag di Plumbon dan Kudu, kami juga membuatnya di Kali Semarang dan Rumah Pompa Kali Semarang, memanfaatkan material dari pengerukan sedimen," jelasnya.
Baca Juga: Jasa Raharja dan Korlantas POLRI Lakukan Survei Jalur Tol Cipularang, Periksa Titik Rawan
Langkah darurat ini diambil untuk mengantisipasi potensi banjir yang dapat meluas.
"Ini adalah penanganan sementara hingga dilakukan perbaikan permanen oleh BBWS Pemali-Juana. Kami tidak akan membiarkan tanggul jebol," tandas Suwarto.
Proses pengisian sandbag melibatkan pengisian tanah atau pasir ke dalam karung yang kemudian diangkut ke lokasi terdampak menggunakan dump truck.
"Dengan kerja sama tim, pemasangan sandbag di tiga wilayah ini berjalan lancar, sehingga di Kudu bisa memisahkan aliran Sayung dari aliran di Kudu, mengingat Kudu berada di perbatasan Semarang dan Demak," tambahnya.
Selain itu, Pemkot Semarang menerima tambahan 1.200 sandbag dari PLN, yang akan didistribusikan ke Mangkang dan Kudu secara bertahap.
"Mulai hari ini, kami menerima bantuan sandbag dari PLN, totalnya sekitar 1.200 sandbag, dibagi untuk Mangkang dan Kudu," jelas Suwarto.