KONTENJATENG.COM-Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pendidikan akan memulai menerapkan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah yang telah mendapat penilaian SIAP dari Verifikasi Tim Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Walikota Semarang, Hendar Prihadi sebelumnya juga menyampaikan bahawa Kota Semarang siap melaksanakan PTM.
"Tepatnya hari Senin depan, PTM atau Pembelajaran Tatap Muka dimungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri, terkait turunnya level PPKM Kota Semarang yang berlaku pada hari ini, dalem level 4 ke level 3," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Rabu 25 Agustus 2021.
Baca Juga: Sinopsis Film The Body, Misteri Hilangnya Mayat Perempuan yang Kaya Raya
Lebih lanjut Hendi sapaan akrab Walikota mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan persiapan matang sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka.
SD Negeri Jatingaleh 01 menjadi salah satu Sekolah tingkat dasar yang bersiap untuk melaksanakan PTM tahap 3 besok Selasa,31 Agustus 2021. segala fasilitas untuk menyambut PTM telah dipersiapkan.
Program PTM tahap 3 di SD Negeri Jatingaleh 01 diikuti peserta didik kelas 5 dan kelas 6 yang mendapat ijin orang tua melalui surat pernyataan.
Baca Juga: 10 Besar Negara dengan Jumlah Tahanan Terbanyak Di Dunia Tahun 2021, Indonesia Peringkat Berapa?
Saat ditemui pada Senin 30/8/2021. Kepala Sekolah SD Negeri Jatingaleh 01 Sri Wahyuni berharap PTM pada hari Selasa 31/8/2021 bisa berjalan dengan lancar.
"Semoga semua sehat, sehingga bisa berlanjut untuk anak-anak kita di kelas bawahnya, Amin."
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka ini disambut dengan suka cita oleh segenap warga SD Negeri Jatingaleh 01 termasuk paguyuban orangtua dan wali murid.
Baca Juga: Benarkah Kuntilanak Adalah Hantu Ibu Hamil Yang Meninggal? Simak Penjelasan Buya Yahya
Namun demikian PTM hanya akan diikuti oleh siswa yang mendapatkan izin dari orang tuanya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
"Tapi kalau ada orang tuanya yang tidak mengijinkan, juga kita perbolehkan, karena kita masih menggunakan metode mix antara luring dan daring. Jadi ada tatap muka, tapi ada juga yang menggunakan online, sehingga yang orang tuanya tidak mengijinkan, siswa siswi tetap bisa mengikuti pembelajaran dari rumah," terang Hendi.***