Populasi Nyamuk Aedes Aegypti di Kota Semarang Tidak Terkendali, Jadi Penyebab Naiknya Kasus DBD

photo author
- Jumat, 13 Januari 2023 | 19:43 WIB
Ilustrasi. Populasi Nyamuk Aedes Aegypti di Kota Semarang Tidak Terkendali, Jadi Penyebab Naiknya Kasus DBD. /Pixabay
Ilustrasi. Populasi Nyamuk Aedes Aegypti di Kota Semarang Tidak Terkendali, Jadi Penyebab Naiknya Kasus DBD. /Pixabay

KONTENJATENG.COM, - Populasi nyamuk Aedes Aegypti di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak terkendali akibat curah hujan yang tinggi dan suhu lembab. Nyamuk tersebut merupakan penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Naiknya kasus DBD di Kota Semarang disebabkan populasi nyamuk Aedes Aegypti tidak terkendali akibat curah hujan yang tinggi dan suhu lembab.

Akibat curah hujan tinggi dan suhu yang lembab di Kota Semarang, membuat populasi nyamuk Aedes Aegypti tidak terkendali.

Baca Juga: KISAH POLIGAMI YANG RUMIT, Klik Link Nonton Film Bismillah Kunikahi Suamimu Beserta Sinopsis Disini !!

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam, menanggapi tingginya angka kasus DBD di tahun 2022.

Menurutnya, total ada 857 kasus DBD pada periode tahun 2022 yang lalu.

"Angka itu naik signifikan jika dibandingkan tahun lalu," ucapnya, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga: VIRAL VIDEO SKANDAL SARWENDAH DAN BETRAND PETO, Netizen Bela Ruben Netizen Lain Ingatkan Betrand Sudah Dewasa

Ia menjelaskan, naiknya kasus DBD disebabkan populasi nyamuk Aedes Aegypti tidak terkendali akibat curah hujan yang tinggi dan suhu lembab.

Menurutnya, dalam sekali bertelur nyamuk Aedes Aegypti bisa menghasilkan hingga 300 butir.

Sebagai langkah antisipasi dan penanganan, Dinas Kesehatan Kota Semarang terus menekan populasi nyamuk untuk menurunkan kasus DBD.

Baca Juga: FAKTA BARU !! Kasus Menantu Selingkuh dengan Mertua, Sang Paman Rozy Ungkap Fakta Mengejutkan

Salah satunya dengan cara pengolahan sampah yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), peningkatan imunitas dan mencegah virus dengue bermutasi.

Lebih lanjut Abdul Hakam menambahkan, jumlah wilayah tertinggi kasus demam berdarah saat ini masih didominasi wilayah Banyumanik, Semarang Barat dan Tembalang.(**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X