KONTENJATENG.COM, - Berikut ini alasan Pak Prabu selaku Kepala Desa mengizinkan para mahasiswa KKN di Desa Penari, dalam cerita KKN di Desa Penari.
Kami bagikan kisah bagaimana Pak Prabu selaku Kepala Desa mengizinkan para mahasiswa KKN di Desa Penari, seperti dalam cerita KKN di Desa Penari.
Dalam kisahnya, Ayu terlihat sangat berpengaruh terhadap keputusan kepala desa tersebut. Awalnya Pak Prabu tak mengizinkan para mahasiswa tersebut. Alasannya adalah Desa Penari sebelumnya tidak pernah dijadikan sebagai lokasi kegiatan KKN.
Namun Pak Prabu selaku Kepala Desa akhirnya mengizinkan para mahasiswa, Ayu dan kawan-kawannya melakukan KKN di Desa Penari. Simak uraian lengkapnya berikut ini berdasarkan cerita KKN di Desa Penari asli. Ternyata begini alasan Kepala Desa memberi izin kepada para mahasiswa.
Survei ke Desa Penari
banyak hal yang membuat Nur bimbang, salah satunya, tentang lokasi dan sebagainya. sejujurnya, ini kali pertama Nur, pergi ke arah etan (Timur) sebagai, perempuan yang lahir di daerah kulon (barat) ia sudah seringkali mendengar rumor tentang arah etan, salah satunya, kemistisannya.
Mistis, bukan hal yang baru bagi Nur, bahkan ia sudah kenyang dengan berbagai pengalaman akan hal itu, saat menempuh pendidikannya sebagai santriwati, mengabaikan perasaan tidak bisa dilakukan secara kebetulan semata. dan malam ini, belum pernah Nur merasa setidak enak ini.
benar saja. perasaan tidak enak itu, terus bertambah seiring mobil terus melaju, salah satu pertanda buruk itu adalah ketika, sebelum memasuki kota J, dimana tujuannya kota B, Nur melihat kakek-kakek yang meminta uang di persimpangan, ia seakan melihat Nur. tatapannya, prihatin.
bukan hanya itu saja, si kakek, menggelengkan kepalanya, seolah memberikan tanda pada Nur yang ada di dalam mobil, untuk mengurungkan niatnya. namun, Nur, tidak bisa mengambil spekulasi apapun, ada temanya yang lain, yang menunggu kabar baik dari observasi hari ini.
hujan tiba-tiba turun, tanpa terasa, 4 jam lebih perjalanan ini ditempuh. Mobil berhenti di sebuah tempat rest area yang sepi, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan, Nur, melihat hutan gelap, yang memanggil-manggil namanya. "Hutan. desa ini ada di dalam hutan" kata mas Ilham.
Nur tidak berkomentar, ia hanya berdiri di samping mobil yang berhenti di tepi jalan hutan ini. sebuah hutan yang sudah dikenal oleh semua orang jawa timur. Hutan D********, tidak beberapa lama, nyala lampu dan suara motor terdengar. mas Ilham, melambaikan tanganya.
"iku wong deso ne, melbu'ne kudu numpak motor, gak isok numpak mobil soale" (itu orang desanya, masuknya harus naik motor, mobil tidak bisa masuk soalnya) Nur dan Ayu, mengangguk, pertanda ia mengerti. tanpa berpikir panjang, Nur sudah duduk di jok belakang, dan mereka berangkat
memasuki jalan setapak, dengan tanah tidak rata, membuat Nur harus memegang kuat- jaket bapak yang memboncengnya, tanah masih lembab, di tambah embun fajar sudah terlihat disana-sini, malu-malu memenuhi pepohonan rimbun. Nur, melihat sesosok, wanita. ia sedang menari di atas batu