Tanpa menghiraukan kejadian tersebut mahasiswa yang mendengar keganjilan perempuan berselendang hijau melengak-lengok di tengah alunan seperangkat organ khas Jawa tak ingin menceritakan kepada temannya.
Perjalanan yang harusnya 30 menit dari menunggang motor terasa panjang akibat ganguan-gangguan itu pun berakhir. Di gapura, kepala desa bernama Prabu (Kiki Narendra) telah menyambut kedatangan peserta KKN di Desa Penari itu.
Pak Prabu pun mengantar menuju tempat tinggal yang mulanya dibagi dua. Untuk perempuan di tempat salah satu warga, sementara untuk laki-laki di bangunan bekas posyandu.
Selama menginjakkan kaki di sana, Nur yang paling sering diganggu oleh makhluk halus. Ia pun akhirnya menemukan fakta bahwa dua orang temannya melanggar aturan adat desa setempat.
Akibatnya, salah satu yang paling sering dilihat adalah sosok penari berparas cantik mengganggu Nur maupun Widya.
Tak ingin kejadian diganggu terus menerus, Nur pun memilih lapor pada Pak Prabu yang kemudian meminta bantuan pada sesepuh bernama Mbah Buyut (Diding Boneng).
Nur pun diberitahu bahwa dirinya akan aman lantaran di belakangnya terdapat penjaga yang senantiasa melindungi dari amukan penari.
Baca Juga: Cara Mudah Dapat Uang dari Google, Anda Harus Lakukan Ini dengan Konsisten
Singkat cerita keganjilan tersebut ditemukan Nur satu persatu. Mulai dari Ayu dan Bima yang berhubungan badan di suatu sungai terlarang.
Kepincutnya Bima pada Ayu setelah dirinya menyimpan selendang terlarang dan gelang besi ke tas milik Widya.
Alhasil Widya menjadi sasaran amuk penari yang diketahui kemudian bernama Badarawuhi.
Di akhir cerita Widya yang hampir saja tak tertolong terjebak di suatu sanggar tempat dahulu diselenggarakan "hajat". Di sana ia melihat Ayu tengah menari dengan mimik wajah sedih.
Sedangkan jasadnya berada di posko KKN tengah terbujur kaku bersama Bima lantaran pelanggaran yang dilakukannya.
Anda bisa menonton kisah lengkapnya dalam sajian film yang dikemas oleh Manoj Punjabi melalui link nonton berikut.