KONTENJATENG.COM – Makan gorengan sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain murah, gorengan ternyata mempunyai cita rasa tersendiri bagi para penggemarnya.
Namun banyak orang yang kurang tahu bahwa gorengan mengandung banyak efek buruk bagi kesehatan yakni bisa menyebabkan timbulnya penyakit jantung.
Seperti diketahui, bahan yang digunakan saat proses pembuatan gorengan akan masak menggunakan minyak dengan suhu yang tinggi. Hal itu menyebabkan minyak panas yang digunakan kemungkinan besar banyak mengandung lemak jenuh.
Baca Juga: Dico M Ganinduto Bersama Ir. Sugiono Resmikan Penggunaan Air Bersih Di Boja Kendal
Menurut pendapat ilmiah seorang asisten profesor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Iowa, Dr. Wei Bao, bahwa konsumsi makanan yang digoreng akan menyebabkan penyakit kardiovaskular.
“Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa total konsumsi makanan yang digoreng berhubungan dengan risiko lebih tinggi dari semua penyebab kematian dan juga kematian akibat penyakit kardiovaskular,” ujarnya, dikutip Zonajakarta.com dari Web MD, 12 Agustus 2021.
Hasil penelitian Bao dan rekan-rekannya dengan menggunakan data dari Women’s Health Initiative, dimana hampir 107.000 wanita yang berusia sekitar 50 hingga 79 tahun yang turut berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan Bao tersebut, bahwa selama dua dekade terakhir sekitar 31.588 wanita meninggal dunia.
Baca Juga: Hukum Vaksin Sinovac Dan Astrazenca Menurut Ustadz Adi Hidayat
Dimana 9.320 di antaranya meninggal akibat penyakit jantung. Adapun sekitar 8.358 meninggal akibat penyakit kanker, dan 13.880 meninggal karena penyebab lain.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Kardiovaskular & Lipidologi di Rumah Sakit Jantung Sandra Atlas Bass, Dr. Guy Lowell Mintz juga mengatakan hal yang serupa.
Menurutnya, gorengan memiliki hubungan erat dengan peningkatan kolesterol dalam tubuh seseorang. Hal ini akhirnya berdampak pada kenaikan berat badan yang terkesan obesitas.
“Mengingat hubungan makanan yang digoreng dengan penambahan berat badan hingga obesitas serta peningkatan kolesterol dan trigliserida,” ujarnya.(**)