KONTENJATENG.COM - Warga Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang begitu antusias memadati lapangan Dukuh Canan. Mereka ingin melihat pergelaran wayang golek yang hampir 2 tahun terakhir ini tak bisa tampil karena terkendala pandemi Covid-19.
Sejak pukul 19.00, warga mulai berduyun-duyun datang ke lapangan. Kehausan akan pergelaran wayang sirna dengan digelarnya wayang golek dengan lakon 'Golek Wahyu Sekar Kedhaton.' Acara wayang golek itu merupakan kegiatan Dialog Media Tradisional/ Dialog Metra DPRD Jateng: Nguri-uri Budaya Khas Batang.
Sebelum pakeliran wayang dimulai terlebih dulu diadakan dialog dengan menghadirkan narasumber anggota DPRD Jateng Ahmad Ridwan serta dalang Ki Wahyudin. Sebagai Anggota DPRD Jateng yang berangkat dari daerah pemilihan (dapil Batang, Pemalang, Kabupaten/Kota Pekalongan), ia mendukung sekali upaya pelestarian kesenian budaya lokal. wayang golek yang dipentaskannya itu, termasuk salah satu yang harus dipertahankan keberadaannya.
“Kesenian ini jangan pudar apalagi hilang. Kita jangan sampai lengah, kita harus nguri-uri budaya kita agar tidak dicuri dan dimiliki negara lain,” ucap Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jateng itu.
Ki Dalang Wahyudin, menjelaskan secara singkat ciri khas Wayang Cupak, bahwa tokoh wayangnya bisa digunakan untuk beberapa tokoh, sedangkan wayang kulit hanya untuk satu tokoh saja. Dalam cerita lakon wayang golek itu bisa mengangkat tokoh siapa pun.
"Pagelaran wayang golek ini menampilkan 10 tokoh, di antaranya tokoh Prabu Brawijaya, anak-anaknya harus bisa mewarisi tahta kerajaan, keturunan Raja Blambangan bisa menjadi Raja Majapahit," kata ki dalang. (**)
Artikel Terkait
Upaya Pelestarian Tradisi, DPRD Jateng Akan Gelar Pagelaran Tari Tradisional Ndolalak
Kesenian Kuda Lumping Asli Brebes Layak Dilestarikan
Kaum Muda Perlu Tahu soal Tari Cepetan Asli Kebumen
Kesenian Burok Asli Pesisir Brebes, Berikut Ulasannya