Namun demikian, dari pihak keluarga, diakuinya, memang ada sedikit penyesalan, hanya saja berjalannya waktu dianggap semua itu sudah jalannya. Ia hanya menyesalkan, selama ini pemberitaan media masa berlebihan, bahkan cenderung menyudutkan. Sehingga baginya dan beberapa rekan-rekan eks napiter merasa itu tidak riil.
“Media yang terlalu mengambarkan mengerikannya, makanya ada juga yang membuat kelompok-kelompok teroris itu semakin marah,”sebutnya.
Akibat pemberitaan berbagai media itu, ia sendiri juga merasakan, karena awalnya warga tahu baik di masyarakat, karena dibesar-besarkan media akhirnya maju mundur-maju mundur, bahkan sampai sekarang akibatnya beberapa ada yang masih curiga.
“Tapi saya mikirnya kebaikan tetap berpihak, kalau kita selalu baik mereka akan melihat sendiri, nanti kan lama-lama timbul rasa, kalau saya memang benar-benar sudah berubah lebih baik,”ungkapnya.
Ia juga tak berguru ke tokoh agama tertentu ketika bebas, melainkan lebih banyak merenungi diri dan belajar kepada tokoh-tokoh tertentu yang masuk akal.
“Kalau pilu pasti ada, cuma saya itu orangnya berprinsip dilakoni wae, toh semua sudah jalan Allah, SWT,”kata Nur. (oky/kj)