KONTENJATENG.COM – Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) ikut menyoroti konflik sejata yang terjadi di Afganistan.
Menurutnya, ia menilai bahwa upaya perdamaian harus dimulai dengan melakukan gencatan senjata dan solusi yang bersifat win-win melalui power sharing.
Hal ini dikarenakan konflik hingga bentrokan yang terjadi antara pasukan Taliban dan Afghanistan telah meningkat seiring penarikan pasukan asing dari negara tersebut hingga 11 September.
Taliban telah merebut sejumlah wilayah seperti Taluqan sebagai Ibu Kota Provinsi Takhar Utara dan menyerbu Ibu Kota Provinsi Sar-e-Pul, Takhar, serta Kunduz.
Akibat dari perang yang terjadi, menurut perkiraan PBB bahwa lebih dari 1.000 orang tewas selama sebulan terakhir ketika Taliban berusaha merebut kota-kota besar yang dikuasai pemerintah.
Jusuf Kalla mengatakan perlu adanya peralihan dari konflik bersenjata menjadi pembicaraan politik yang menjadi suatu pemerintah nasional yang didukung oleh kedua belah pihak.
"Power sharing itu katakanlah bikin kabinet, siapa presidennya, siapa perdana menterinya, siapa menterinya, itu kan menjadi suatu pemerintah nasional yang didukung kedua belah pihak," kata JK.
Ia mengakui bahwa dirinya sudah beberapa kali bertemu dengan pemerintah Afghanistan serta pihak Taliban untuk membicarakan solusi perdamaian selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Kemenhub Rilis Juknis Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara di Masa Pandemi
Berawal dari kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Jakarta pada tahun 2017, JK kemudian mengundang delegasi pemerintah Afghanistan ke Indonesia dan disusul dengan mengundang pihak Taliban pada 2019.
JK mengatakan bahwa dirinya sempat berkunjung ke Kabul untuk bertemu Presiden Ghani dan pemerintahannya yang kemudian berkunjung ke Doha, Qatar untuk bertemu Taliban.
Ia mengatakan bahwa dirinya sudah lima kali membahas solusi perdamaian di Afghanistan bersama Presiden Ghani, yaitu dua kali di Indonesia dan tiga kali di Kabul.
"Mereka setuju tapi yang sulit ini Taliban. Apalagi dia sudah mencapai perjanjian dengan Amerika bahwa Amerika akan menarik diri," kata Jusuf Kalla.
Menurutnya, Taliban berpikir bahwa kemenangan bagi pihaknya sudah semakin dekat dengan adanya penarikan pasukan Amerika Serikat.
Artikel Terkait
Hidayat Nur Wahid Kritik Penahanan Habib Rizieq Oleh Hakim Pengadilan Tinggi
Dua Bahan Alami yang Mampu Menghilangkan Perut Buncitmu, Simak Cara Membuatnya Disini
Taliban Kuasai Banyak Wilayah, Jubir Pentagon : Afghanistan Punya Kemampuan untuk Perangi Kelompok Pemberontak
Cara Cek Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK Guru 2021 Melalui sscasn.bkn.go.id
Konser Musik Batal, Pemerintah Inggris Lakukan Ini
Kemenhub Rilis Juknis Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara di Masa Pandemi