Ecoton Sebut Mayora Masuk 5 Tertinggi Penyumbang Sampah Plastik di Sungai

photo author
- Kamis, 20 Oktober 2022 | 20:29 WIB
Ilustrasi Sampah Plastik/Pixabay/
Ilustrasi Sampah Plastik/Pixabay/

KONTENJATENG.COM - Meningkatnya volume sampah plastik yang dibuang ke sungai baik oleh masyarakat ataupun pabrikan membuat prihatin ECOTON, Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, yang bergerak di bidang pemulihan ekosistem sungai.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, ECOTON selalu mencurahkan perhatiannya terhadap isu sampah plastik dan berupaya melakukan penelitian di beberapa sungai di Indonesia terkait audit sampah, kontaminasi mikroplastik, pengaruh dan potensi dampak mikroplastik terhadap organisme hidup termasuk manusia.

Tujuannya adalah isu seputar sampah plastik dan perlindungan sungai dari segala bentuk aktivitas pencemaran di sungai dapat diminimalisir.

Seperti dikatakan Alaika Rahmatullah, Divisi Edukasi ECOTON Foundation, Dalam Program Ekspedisi Sungai Nusantara, kami ada kegiatan Brand Audit.

Aktivitas mengidentifikasi sampah plastik berdasarkan merek dan perusahaan yang berkontribusi terhadap sampah di lingkungan. Brand yang mendominasi di masing-masing sungai pun berbeda-berbeda.

Namun kami merangkum 5 teratas pencemar yang sering kami jumpai diantaranya adalah Wings, Unilever, Indofood, Mayora dan Garuda Food.

Mayora selalu memasuki 5 teratas pencemar pada setiap kegiatan brand audit yang kami temukan. Kedepannya kami berharap harus ada tanggung jawab produsen terhadap sampah yang telah mereka hasilkan.

Melalui program Ekspedisi Sungai Nusantara, ECOTON menginisiasi untuk memeriksa kesehatan 68 sungai strategis nasional guna penelitian seputar mikroplastik, kualitas air, dan brand audit.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara telah mengunjungi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan kini tengah dalam ekpedisi ke Pulau Sulawesi.

Rencana ekspedisi ini akan terus berlanjut ke pulau-pulau yang lain di kepulauan nusantara hingga akhir tahun 2022.

“Kami telah mengunjungi 35 sungai di Indonesia, dan kesehatan sungai-sungai di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ternyata semuanya positif terkontaminasi mikroplastik,” kata Alaika.

Terkait pelabelan galon plastik sekali pakai dengan label BPA Free, Alaika berpendapat bahwa justru kebijakan itu akan menimbulkan permasalahan baru.

Pada dasarnya kemasan plastik apapun tetap berbahaya. Kita melihat dari bahan dasar pembuatan plastik yang berawal dari resin kemudian ditambahi dengan polimer tertentu mengandung senyawa kimia berbahaya.

Plastik yang terkena panas atau sinar matahari pun juga rentan berpotensi terfragmentasi menjadi partikel mikroplastik. Tidak menutup kemungkinan hal ini juga terjadi pada kemasan galon sekali pakai. Partikel ini sangat berbahaya apabila masuk kedalam tubuh manusia, dapat mengakibatkan kanker, perubahan hormon, menstruasi dini dan lainnya.

Bukan hanya itu, galon plastik sekali pakai beberapa kali kami jumpai juga di sungai yang berakhir menjadi sampah. Jika produsen secara terus menerus memproduksi galon sekali pakai, ini berdampak pada penambahan jumlah dan jenis sampah yang berakhir di lingkungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X