Petani Aren di Bengkulu Kesulitan Menjual Hasil Olahan Produk Karena Belum Punya Sertifikat Organik

photo author
- Senin, 30 Agustus 2021 | 08:16 WIB
Pengrajin gula aren yang ada di Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. (Antara)
Pengrajin gula aren yang ada di Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. (Antara)

KONTENJATENG.COM - Petani aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengalami kendala pemasaran karena belum memiliki sertifikat organik produksi olahan gula aren. 

Ketua Kelompok Sari Aren Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang Suparman di Rejang Lebong, Minggu (29/8/2021), mengatakan produksi gula aren mencapai 5 ton per hari. Sebagian di antaranya dibuat gula semut dan sebagian lagi dibuat gula batok atau gula merah.

Ia berharap dari Pemkab Rejang Lebong dan Pemprov Bengkulu bisa mengurus penerbitan sertifikat organik dari olahan gula arennya.

Baca Juga: Ditunggu Banyak Orang, Lionel Messi Tidak Cetak Gol di Debut PSG

"Sertifikasi organik terhadap olahan gula aren ini guna memastikan bahwa gula aren dan turunan yang mereka produksi benar-benar organik," katanya.

Ia menjelaskan pentingnya mempunyai sertifikat organik tanaman aren dan olahannya tersebut karena saat ini konsumen mulai beralih menggunakan produk yang bersifat organik.

Menurut dia, jika ini sudah bisa terbit, produk mereka bisa dipasarkan secara luas, baik dalam negeri maupun untuk ekspor.

Baca Juga: Aturan Jangan Dipersulit, JK Minta Cukup Pakai Kartu Identitas untuk Dapatkan Vaksin Seperti di Negara Lain

Sementara itu, produksi gula aren yang dihasilkan perajin di Desa Air Meles Atas saat ini tercatat paling banyak daripada desa/kelurahan lainnya di Rejang Lebong dengan jumlah pengrajin sebanyak 500 orang yang menghasilkan gula merah hingga 5 ton/hari .

Produksi gula aren yang mereka hasil itu, lanjut dia, saat ini masih stabil dengan harga jual untuk gula batok di tingkat pengrajin antara Rp14 ribu dan Rp15 ribu/kg, sedangkan untuk gula semut curah berkisar Rp35 ribu/kg.

"Harga gula merah di tingkat pengrajin saat ini berkisar Rp14 ribu hingga Rp15 ribu/kg. Harga gula aren selalu berubah-ubah dan mengalami kenaikan saat menjelang bulan puasa," katanya.(**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Sumber: Harianmerapi.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X