KONTENJATENG.COM - Kebutuhan penggunaan moda transportasi massal di Kota Pekalongan dinilai masih belum diperlukan. Ini karena luasan Kota Pekalongan yang masih terlalu kecil, sangat mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun transportasi umum antar perkotaan.
Hal ini membuat kebutuhan penggunaan moda transportasi massal yang menghubungkan antar kota dan kabupaten seperti pemberlakuan BRT, dirasa belum ada rencana untuk diterapkan di Kota Pekalongan dalam waktu dekat.
Pernyataan tersebut disampaikan Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid usai menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada saat Upacara Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) ke-53 Tahun 2024, di Lapangan Setda Kota Pekalongan, Selasa 17 September 2024. Kegiatan ini diikuti insan perhubungan se-eks Karesidenan Pekalongan.
''Kota Pekalongan ini wilayahnya terbatas atau sempit, sehingga kami lebih mengutamakan menaruh perhatian pada transportasi kearifan lokal. Misalnya seperti tukang becak, ojek konvensional, maupun sopir angkot,'' ujar dia.
Untuk itu, kata Aaf, sapaan akrab Wali Kota Pekalongan, pihaknya masih akan lebih memberi perhatian kepada keberadaan transportasi konvensional.
''Kasihan mereka yang menjadi tukang becak, ojek konvensional, maupun sopir angkot karena semakin tergerus dengan adanya layanan transportasi online. Menjadikan penumpangnya semakin berkurang,'' tambah dia.
Tidak hanya itu, Aaf menyebut jika saat ini kemacetan sering terjadi dimana-mana khususnya pada saat musim liburan panjang. Ini tentunya menjadi tugas berat di sektor perhubungan ke depan, diharapkan Dishub Kota Pekalongan mampu menjadi semakin inovatif.
''Keterkaitan kemacetan di Kota Pekalongan tentunya tetap dievaluasi terus, termasuk menyinkronkan dengan program perbaikan jalan. Jangan sampai nanti pada saat perbaikan jalan, bertepatan dengan liburan panjang atau long weekend,'' ungkap Aaf.
''Sebenarnya untuk mengurangi kemacetan, penambahan volume kendaraan ini harus dibarengi dengan jumlah jalan yang memadai. Namun kenyataannya, ini tidak bisa terealisasi dengan mudah,'' imbuh Aaf.
Sesuai tema Harhubnas kali ini yaitu "Transportasi Maju, Nusantara Baru", pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan sektor transportasi untuk menilik kembali hal-hal yang telah diraih 10 tahun ke belakang. Kemudian berkomitmen menjaga keberlanjutan dari pencapaian tersebut, sekaligus membuat catatan peningkatan di masa-masa selanjutnya.