regional

Nelayan Indramayu Tenggelamkan Kapalnya Sendiri Lantaran Hasil Tangkap Iklan Turun Drastis

Rabu, 25 Agustus 2021 | 20:30 WIB
Bupati Indramayu, Nina Agustina, dan Bupati Subang, Ruhimat, saat menemui Paguyuban Nelayan Indramayu dan Subang di Kantor Pemkab Subang, Senin, 23 Agustus 2021.* /IG @ninagustina178/Cirebon Raya

KONTENJATENG.COM – Hanya karena lantaran frustasi karena tangkap ikan anjlok, sedikitnya lima perahu nelayan di Muara Ujunggebang Kabupaten Indramayu sengaja ditenggelamkan pemiliknya.

Dalam setahun terakhir, dari sebanyak 155 perahu nelayan di Muara Ujunggebang kini hanya tersisa sekitar 115 saja.

Muara Ujunggebang itu sendiri terletak di Kecamatan Sukra, wilayah Indramayu paling barat berbatasan dengan Kabupaten Subang.

Menurut nelayan setempat, minimnya jumlah tangkap ikan dalam setahun ini karena adanya pembangunan pemecah gelombang di Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang.

Baca Juga: 6 Kecamatan Alami Kekeringan, BPBD Kabupetan Jepara Siap Dropping Jika Diminta

Informasi itu terungkap saat ratusan nelayan menuntut kompensasi atas kerugian yang mereka alami setelah adanya pembangunan Pelabuhan Patimban.

Tuntutan kompensasi mereka disampaikan dihadapan Bupati Indramayu, Nina Agustina dan Bupati Subang, Ruhimat, dalam pertemuan di kantor Bupati Subang belum lama ini.

Selain kedua bupati,hadir juga perwakilan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Patimban. Mereka ikut diundang untuk mendengar keluhan para nelayan yang tergabung dalam Paguyuban Nelayan Indramayu dan Subang itu.

"Bangunan pemecah gelombang di Pelabuhan Patimban menimbulkan dampak hingga ke Muara Ujunggebang. Paling dirasakan setahun terakhir ini. Jumlah perahunya sekarang berkurang jauh, malah ada sekitar 5 perahu yang ditenggelamkan pemilknya karena frustasi," ujar Junanto, perwakilan nelayan, Senin 23 Agustus 2021.

Selain dampak kerusakan muara, akibat lain menurut Junanto yakni anjloknya hasil tangkap ikan, terutama bagi kapal berukuran 2-3 grosston (GT).

"Satu tahun ini pemilik kapal 2 sampai 3 GT penghasilannya turun sampai Rp100 juta. Atau biasanya Rp7 juta setiap hari, sekarang hanya Rp1-2 juta saja. Itu belum dipotong perbekalan yang biayanya hampir separuh dari pendapatan harian," tukas Junanto.

Baca Juga: Kisah Tragis Nyai Dasima, Perempuan Peribumi Jadi Gundik dan Nyai di Jaman Belanda

Menanggapi hal itu, Bupati Subang, Ruhimat, menyatakan akan menindaklajuti protes nelayan dalam dua minggu ke depan. Pemkab Subang, kata Ruhimat, akan terus berkoordinasi dengan Pemkab Indramayu.

Namun Ruhimat meminta agar nelayan tidak melalukan aksi unjuk rasa lagi.

"Semuanya harus berdasarkan aturan, harus ada keseimbangan antara tuntutan nelayan dan aturan yang dimiliki KSOP. Operator pelabuhan dalam hal ini KSOP memiliki kebijakannya sendiri," ujar Ruhimat.

Halaman:

Tags

Terkini